Berita
Oleh Yunan Nasution pada hari Kamis, 23 Apr 2015 - 11:48:15 WIB
Bagikan Berita ini :

Babinsa Ikut Berantas Mafia Pupuk, Ini Respon Anggota Komisi IV

9Hamdani (ist).jpg
Hamdhani (tengah) (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pupuk bagi sektor pertanian adalah faktor pokok, apalagi jika dikaitkan dengan target swasembada pangan Indonesia. Namun, masih banyak kendala yang mengganjal, sehingga realisasi rencana pemerintah jauh panggang dari api.

Hal itu yang disoroti anggota Komisi IV DPR RI Hamdhani. Dia mengatakan, keberadaan mafia pupuk mengakibatkan harga pupuk menjadi mahal, ditambah lagi kenyataan langkanya pupuk bersubsidi.

“Hal ini telah dibahas di Komisi IV, kerisauan masyarakat tentang pupuk menjadi perhatian, terlebih lagi menjelang musim tanam nanti,” ujar Hamdhani dalam keterangan pers yang diterima TeropongSenayan, Kamis (23/4/2015).

Anggota Fraksi Partai NasDem ini mengaku, pihaknya telah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Petrokimia dan Pupuk Indonesia. Dari RDP itu juga disampaikan keluhan petani dari hampir seluruh provinsi dengan persoalan yang sama.

“Memang, tugas pemerintah untuk memastikan pupuk subsidi organik atau anorganik seperti urea, ponstan, SP36, atau NPK tersedia,” tegasnya.

Agar dapat memerangi praktik mafia pupuk di daerah, Hamdhani mengapresiasi kehadiran Babinsa atau Bintara Pembina Desa yang saat ini telah diberdayakan menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) juga.

“Selain untuk membantu penyuluhan petani, babinsa juga telah bekerja sama dengan intel dan aparat, sehingga dapat mendeteksi praktik-praktik penyelundupan pupuk,” ungkap legislator asal Kalimantan Tengah ini.

Praktik-praktik mafia pupuk umumnya bekerja sama dengan distributor yang menyalahgunakan wewenang. Pupuk subsidi yang harusnya diperuntukkan bagi petani dijual ke perusahaan besar.

“Selain itu modusnya juga menaikkan HET (harga eceran tertinggi-red) ketika sampai di tangan petani, harga yang ditetapkan misalnya 90 ribu per sak, petani malah harus memberi dengan harga 125 ribu,” sesalnya.

Mengenai adanya keinginan dari PT Pupuk Indonesia yang disampaikan kepada Komisi IV untuk menaikkan HET, Hamdhani belum bisa menyetujuinya.

“Walaupun ingin dinaikkan 200 rupiah, namun jika dikalikan dengan total kebutuhan petani seluruh Indonesia, itu nominal yang besar, lho. Sekarang kita ingin fokus terlebih dulu soal pengadaan dan distribusi. Jangan sampai ketika ada kenaikan, tapi ketersediaan pupuk di lapangan tak terjamin,” paparnya.

Hamdhani pun berkomitmen, Fraksi NasDem di Komisi IV ingin membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan terutama beras. “Untuk itu, segala kebijakan strategis yang menyangkut pra panen seperti pupuk dan benih wajib menjadi fokus pengawasan kita,” tuturnya mengakhiri.(yn)

tag: #mafia pupuk  #pupuk bersubsidi  #babinsa  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement