JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ekonom senior Kwik Kian Giemenyebut pembangunan infrastruktur era pemerintahan Jokowi dilakukan dengan asal-asalan.
Bahkan, kata dia, Jokowi tak peduli meskipun pembiayaan infrastruktur tersebut berasal dari utang.
"Yang sekarang dilakukan dan sudah berkali-kali saya katakan bahwa infrastruktur itu asal dibangun, sampai uangnya kurang pun tidak peduli, utang ke luar negeri," kata Kwik dalam diskusi di Media Center Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jl Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).
Kwik mengaku, sebelumnya sudah menyarankan pemerintah agar tak ngotot membangun infrastruktur. Sebab, hal itu akan berimbas salah satunya terhadap nilai dolar AS.
"Ketika utang ke luar negeri, saya juga sudah bilang sebelum menjadi penasihatnya Pak Prabowo, sudah mengatakan bahwa ini akan mengakibatkan pembayaran bunga dalam valuta asing, mengakibatkan permintaan dolar yang melonjak," ungkapMenteri Koordinator Ekonomi era Presiden Gus Dur(1999-2000) itu.
Kwik yang juga mantan Kepala Bappenas, menuturkan, pembangunan infrastruktur harus tepat guna dan tepat waktu.
Menurutnya, lembangunan tidak boleh tanpa memikirkan aspek manfaat dan waktu.
"Kebutuhan infrastruktur untuk negara yang sedemikian besar dan luas itu tidak asal membangun infrastruktur di mana saja. Infrastruktur itu dibangun di mana dan yang dibangun apa dan kapan," jelas Kwik.
"Kalau infrastruktur itu dibangun di tempat yang salah, berarti akan nganggur, padahal biayanya besar. Kalau infrastruktur itu dibangun terlampau pagi, tidak akan relevan untuk jangka waktu lama. Kalau dibangun terlampau terlambat, segala-galanya akan macet," sambungnya.
Kwik lantas menyebut, pemerintahan Jokowi saat ini sedang panik yang juga berimbas pada kepanikan masyarakat. Karena panik, banyak orang yang menukarkan rupiahnya ke dolar AS.
"Dan ternyata benar kan. Nah ketika benar, baru kelabakan, lalu menjalankan perpolitikan yang sifatnya panik. Oleh kerena panik, masyarakatnya ikut panik. Jadi uangnya nganggur rupiah pun dibelikan dolar, lebih parah lagi. Itu lah yang menyebabkan (nilai tukar dolar naik)," ujar Kwik. (Alf)