JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kekecewaan kaum buruh terhadap Presiden Jokowi sudah memuncak. Saking kesalnya kaum buruh memberikan julukan Jokowi sebagai Presiden Upah Murah karena abai terhadap kesejahteraan buruh.
Julukan itu diberikan karena selama enam bulan pemerintahan Presiden Jokowi upah buruh di Indonesia sangat jauh tertinggal dibanding dengan buruh di negara lain. Bahkan dengan Thailand dan Philipina upah buruh Indonesia lebih murah.
"Upah buruh di negara yang katanya kaya ini ternyata masih jauh dibawah China dan Philipina yang rata-rata berkisar Rp 3,7 juta. Sementara kita sekitar 2,5 juta. Bahkan, di Jawa Tengah hanya Rp 1,1 juta," kata Muhammad Rusdy, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Rusdy mengungkapkan hal itu kepada Teropongsenayan, di sela-sela aksi May Day, di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (01/05/2015). Dia menambahkan selama pemerintahan Jokowi-JK belum ada kebijakan nyata bagi kesejahteraan kaum buruh.
"Masih segar dalam ingatan para buruh, catatan buruk Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sampai sekarang menjadi Presiden masih pun sama. Makanya, dia pantas disebut 'Presiden Upah Murah'," ujar Rusdy dengan mimik geram saat mengungkapkan hal itu.
Dia menunjukan kekecewaan para buruh terhadap pemerintahan Jokowi. Antara lain spanduk yang ditunjukkan oleh para buruh asal Jawa Tengah yang berisi tulisan 'Hai Investor, Datanglah ke Indonesia. Karena Harga Tanah Disini Murah, Upah Buruhnya Juga Murah.'(ris)