JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Lonjakan harga cabai pada musim kemarau medio Juni-Juli meski disikapi melalui beberapa tindakan.
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengingatkan perlu upaya untuk menjaga stabilitas harga cabai yang telah menjadi penyumbang inflasi pada Juni dan Juli 2019.
Menurut komoditas cabai selalu mengalami kenaikan harga pada Juni maupun Juli karena musim kemarau telah menyebabkan berkurangnya panen cabai dan terbatasnya pasokan.
"Selalu kenaikan harga cabai itu persentasenya tinggi bahkan bisa dua kali lipat," kata Eko dalam keterangannya Sabtu (3/8/2019).
Harga cabai merah di berbagai pasar tradisional sempat menyentuh angka Rp60.000 per kilogram untuk rata-rata nasional. Sementara itu, harga cabai merah di pasar tradisional Jakarta pernah menyentuh angka Rp80.000 per kilogram pada pertengahan Juli, sebelum akhirnya turun menjadi Rp70.000 per kilogram pada akhir bulan.
Kenaikan harga cabai merah dan rawit karena minimnya produksi di tingkat petani menjadi penyebab terjadinya laju inflasi pada Juni dan Juli 2019 masing-masing sebesar 0,55 persen dan 0,31 persen.
Eko mengharapkan adanya upaya untuk menjaga pasokan secara berkelanjutan agar tidak terjadi fluktuasi harga komoditas.Menurut dia, perlu dilakukan pembenahan manajemen distribusi, yang tidak hanya soal transportasi atau angkutan komoditas.
Upaya terkait, lanjut dia, juga menyangkut teknologi penyimpanan cabai agar saat panen berlimpah kondisinya tetap awet dan dapat didistribusikan ketika harga naik.(plt)