JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengusulkan agar pemilihan presiden dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), seperti pada Pemilu 1999.
"Apa enggak sebaiknya Pilpres dikembalikan lagi ke MPR," kata Bambang dalam diskusi rilis survei nasional oleh Cyrus Network di Ashley Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).
Pria yang sering disapa Bamsoet itu menjelaskan alasan presiden oleh MPR karena kerumitan dalam pelaksanaan Pilpres 2019 yang juga mengakibatkan polarisasi tajam di masyarakat.
Selain itu, juga dapat mengembalikan MPR sebagai lembaga tertinggi negara.
"Ini pertanyaan publik. Kalau begini keruwetannya dan mahalnya begini kenapa enggak dikembalikan ke MPR saja," tuturnya kemudian.
"Ini kan keinginan sebagian orang tapi apa enggak sebaiknya Cyrus juga uji ke publik. Kalau memang mau dikembalikan ke MPR ya UUD harus kita amandemen," tambah politisi Partai Golkar itu.
Namun ia menegaskan, sistem pemilu apapun yang akan dijalankan harus sesuai dengan keinginan mayoritas rakyat.
"Bagi kami di DPR dan MPR suara publik terbanyak yang kita dahulukan. Kita petakan suara publik secara demografi bisa kita lihat bagaimana sebenarnya keinginan masyarakat kita," katanya.
Sistem ini juga diusulkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono. Hendro menilai, pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat justru menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Ia menyebut, tidak sedikit masyarakat yang kini berani mencaci-maki pemerintah hanya karena perbedaan pandangan politik.
"Menurut saya kalau mau konsekuen pemilihan itu harus dikembalikan ke MPR. Kalau enggak, rakyatnya juga jadi rusak mentalnya," kata Hendro di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).