JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tokoh muda asal Medan Samsudin Siregar terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat Pemuda Panca Marga (PPM) periode 2019-2024. Dia menggantikan Abraham "Lulung" Lunggana, yang telah purna tugas atau demisioner.
Samsudin terpilih berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional (Munas) PPM ke-X yang digelar pada 5–6 September, di Ballroom Virgo Hotel Swiss-Belinn Kemayoran, Jakarta Pusat.
Melalui rapat dan keputusan Formatur, Haji Lulung terpilih sebagai Ketua Dewan Paripurna Nasional (Deparnas), memilih Abdilah Karyadi sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Muh Roy Siregar sebagai Bendahara Umum (Bendum).
Samsudin terpilih secara aklamasi, setelah dua calon lainnya tidak mengembalikan formulir berkas pencalonan.
Dalam sambutannya, Samsudin menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta Munas, yang telah mengamanatkan pucuk pimpinanorganisasi anak-anak veteran kepada dirinya. Dia berjanji akan tegak lurus mejalankan amanah inisesuai AD/ART, selama menjalankan roda organisasi PPM.
“Tentunya saya berterima kasih telah diberi kepercayaan untuk memimpin organisasi PPM yang kita cintai bersama. Saya akan menjalankan kepercayaan ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Samsudin.
Tak hanya itu, Samsudin pun dengan tegas mengatakan, bahwa dirinya siap menjadi garda terdepan ketika ada pihak-pihak yang ingin menggoyahkan kesolidan organisasi PPM dibawah kepemimpinannya.
Terpisah, Humas Munas PPM ke-X 2019, Dony Kusuma mengungkapkan, bahwa Samsudin terpilih secara aklamsi, setelah dua kandidat lainnya memilih mundur dari pencalonan.
Sebelumnya, kata Dony, tercatat ada tiga anggota PPM yang mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon (balon) ketua umum PPM. Namun hanya Samsudin Siregar yang mengembalikan formulir.
"Dengan demikian, maka Samsudin otomatis terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PP PPM masa bakti 2019-2024," kata Dony, di Jakarta, Sabtu (7/9/2019).
Dony berharap, dibawah nahkoda baru PPM mampu memajukan serta menjaga marwah PPM sebagai rumah besar perkumpulan anak-anakpejuang bangsa.
Suasana Haru WarnaiMunas PPM ke-X
Selanjutnya, Dony jugabersyukur, acara Munas PPM ke-X ini berjalan relatif lancar dengan suasana penuh kekeluargaan.Bahkan, kata Dony, proses jalannya Munas sempat diwarnai rasa haru.
Momen itu terjadi saat Haji Lulung menyerahkan bendera pataka organisasi PPM kepada pimpinan sidang Munas PPM ke X, sebagai simbol penyerahan tongkat estafet kepemimpinan dan kepengurusan PPM periode 2016-2020.
“Pada proses penyerahan pataka itu lah suasana haru pecah, hampir semua hadirin yang ada di ruang Munas menangis, seakan berat melepas sosok Haji Lulung dari kepemimpinan di PPM,” tutur Dony.
Di lokasi Munas, Dony menceritakan, tampak semua perwakilan pengurus markas daerah (Mada) PPM se-Indonesia yang terdiri dari Ketua dan Sekretaris Mada PPM Provinsi tak kuasa menitikkan air mata begitu melihat Haji Lulung menyerahkan bendera Pataka PPM kepada Karyadi Abdillah selaku Ketua Pimpinan Sidang Paripurna Munas P0M Ke-X.
Hal ini tak lepas dari latar belakang konflik internal yang sebelumnya terjadi antara Hajil Lulung selaku ketua umum PPM dengan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). Dimana kepengurusan LVRI diketuai Letjen (Purn) Rais Abin tidak mengakui keabsahan Haji Lulung sebagai Ketua PPM.
Padahal, pada Munas Ke-IX tahun 2016, LVRI ikut merestui Haji Lulung untuk kembali mencalonkan diri maju sebagai salah satu calon Ketua Umum PPM pada saat itu. Singkatnya, melalui hasil Munas ke IX tersebut Haji Lulung kembali terpilih sebagai Ketua Umum PPM periode 2016-2020.
Anehnya lagi, bukan kepengurusan PPM pusat saja yang tidak diakui oleh LVRI, namun kepengurusan Pimpinan Daerah (PD) PPM di tingkat Provinsi yang tidak menyetujui Haji Lulung mengundurkan diri di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) tahun 2017 di Cisarua Bogor, sehingga memutuskan Haji Lulung kembali diakui sebagai Ketua Umum PPM.
Namun, LVRI tetap tidak mengakui hasil Rapimnas tersebut, bahkan LVRI membuat kepengurusan PD PPM tandingan dari hasil rekayasa PP LVRI.
Sebelumnya, berbagai upaya juga telah dilakukan oleh kepengurusan Haji Lulung untuk menyelesaikan konflik dengan LVRI, tetapi LVRI tetap bersikukuh meminta Haji Lulung tidak lagi memimpin organisasi PPM dan memakai atribut veteran.
Terakhir, upaya penyelesaian konflik internal itu sempat dibahas pada silaturahmi nasional PPM se-Indonesia dan menyatakan sepakat pergantian kepengurusan PP PPM pada pelaksanaan Munas PPM dilaksanakan pada tahun 2020 atau masa berakhirnya periode kepemimpinan Lulung.
Namun demikian, LVRI juga masih bersikukuh akan tetap menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) PPM jika Haji Lulung dan gerbongnya tidak mundur dari kepengurusan PP PPM.
”Saya tahu kalian sangat sayang kepada saya sehingga sampai saat ini saya masih menjadi ketua umum PPM beriringan jalan selama 3 tahun lebih, namun saya lebih menyayangi PPM, saya tidak ingin PPM pecah, maka saya lebih memilih Munas ini diselenggarakan lebih cepat agar PPM tetap solid. PPM boleh berganti ketua umum namun PPM tidak boleh pecah, lebih baik kita mengalah untuk keutuhan dan persatuan PPM, karena yang kita hadapi bukanlah musuh tapi mereka adalah orang tua kita yang barangkali tidak menyadari ada oknum lain yang sedang memanfaatkan ayahanda kita, PPM harus tetap solid dan jangan sampai terpecah belah,” ucap Haji Lulung sambil menitikkan air mata, Kamis (5/9/2019) kemarin malam.
Sontak, usai penyerahan bendera Pataka organisasi PPM, tampak para pengurus tak kuasa satu persatu ketua dan sekretaris PD PPM se-Provinsi ikut terharu saat menyalami dan memeluk Haji Lulung Ketua Umum PPM, Saharudin Arsyad Sekretaris Jenderal PPM dan pengurus PP PPM lainnya dipenuhi oleh isak tangis dan air mata. (Alf)