JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Partai Gerindra menyoroti mobil Esemka yang peluncuran perdana mobil dan fasilitas produksinya dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gerindra meragukan Esemka sebagai mobil karya anak bangsa Indonesia.
Politikus Gerindra Andre Rosiade mempertanyakan mobil Esemka ini. Sebab, mobil tersebut sangat mirip dengan mobil produk pabrikan China.
"Mohon maaf, Pak Jokowi. Saya mau tanya, kok mobil Esemka yang pabriknya diresmikan kemarin mirip dengan mobil produk China alias Tiongkok?" kata Andre kepada wartawan, Sabtu (7/9/2019).
"Apakah ini produksi dalam negeri atau merakit mobil dari Tiongkok tapi dikasih merek Esemka? Mohon pencerahannya, Pak Jokowi. Kok beda ya antara yang diuji dan dipakai Pak Jokowi waktu jadi Wali Kota (Solo) dengan yang diproduksi," sambung Andre.
Andre berharap peluncuran mobil Esemka bukan hanya untuk menjawab kritik publik. "Bukan mobil rakitan dari Tiongkok lalu dikasih merek Esemka," ujarnya bernada sindiran.
Partai Gerindra lewat akun Twitter resminya @Gerindra juga mencuitkan sejumlah hal soal mobil Esemka. Gerindra awalnya menanggapi cuitan Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah.
"Menyambut gembira beroperasinya pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi di Boyolali, hari ini, beserta fasilitasnya. Kendati bukan mobil nasional, sebagai produk dalam negeri, tentu kehadiran Esemka memberikan efek berantai bagi industri pemasok lokal lainnya," cuit Jokowi saat itu lewat akun Twitter @jokowi.
Akun Twitter Gerindra pun meretweet cuitan Jokowi itu. "Menggunakan komponen yang didatangkan dari China, pabrik Esemka hanya menjadi tempat perakitan mobil," tulis @Gerindra.
Partai Gerindra menyebut, pabrik Esemka di Boyolali hanya digunakan untuk merakit komponen bodi dan interior. Gerindra menyebut mesin sudah terpasang pada rangka pada saat diimpor.
"Mobil Esemka tersebut hanya berstandar Euro 2. Jadi empat di antaranya yang bermesin bensin dipastikan tidak bisa diproduksi massal karena berstandar Euro 2. Sebab, sejak 7 Oktober 2018, semua mobil baru bermesin bahan bakar bensin wajib berstandar Euro 4," demikian cuitan lain akun @Gerindra menanggapi mobil yang diproduksi PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) itu.
Pihak Istana pun langsung merespons Gerindra. "Seribu kali kita komentari soal apa yang dilakukan mobil Esemka, oleh pemerintah, oleh ini itu seribu kali tetap dinyinyiri," kata Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada wartawan, Sabtu (7/9/2019).
Ngabalin meminta Andre dan Gerindra memberikan kritik yang membangun. Bukan sekadar nyinyir dengan apa yang dilakukan pemerintah.
"Masak sih nggak move on-move on? Move on, dong. Berikan kritik yang membangun pencerahan bagi masyarakat. Jangan begitu narasinya. Itu saran Abang sebagai orang pemerintah, sebagai orang dari Istana. Nggak usah nyinyir begitu, nanti orang punya penilaian miring kepada Andre Rosiade, Fadli Zon dkk," tuturnya.
"Selamat aja untuk Andre terpilih jadi anggota DPR, dilantik nanti tanggal 1 semoga lebih baik dari seniornya," imbuh Ngabalin.
Ngabalin juga mempersilakan DPR memanggil pemerintah untuk menjelaskan soal mobil Esemka. Jadi, kata dia, tidak ada lagi kesimpangsiuran terkait mobil Esemka ini.
"Supaya tidak seliweran simpang siur, DPR kan punya fungsi kontrol kepada pemerintah, jangan berteriak-teriak seperti gelandangan di tengah jalan, nggak usah, panggil aja pemerintah ke DPR. Jadi panggil aja ke DPR, susah banget. Ada kan regulasinya itu," tegasnya. (Alf)