JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Sebanyak 40 anggota legislatif (aleg) asal daerah pemilihan di Kalimantan membentuk kaukus untuk mengawal rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Provinsi Kalimantan Timur.
"Diantara tujuan kami membentuk Kaukus DPR RI Kalimantan adalah untuk mengawal konsep dan implementasi pemindahan IKN ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)," ujar anggota DPR asal dapil Kalimantan Timur Hetifah Sjaifudian melalui keterangan pers di Jakarta, Sabtu (21/9/2019).
Selain mengawal konsep pemindahan ibu kota negara, Hetifah mengatakan, melalui kaukus ini diharapkan suara dan aspirasi dari Pulau Kalimantan bisa tersalurkan lebih baik. Dengan demikian, sejumlah kebijakan dari pemerintah pusat bisa lebih memerhatikan kepentingan masyarakat Kalimantan.
Adapun jumlah anggota DPR RI dari Kalimantan yang sebanyak 40 orang tersebut mewakili lima provinsi dan tujuh daerah pemilihan (dapil). Yakni Dapil Kalbar I sebanyak delapan anggota.
Kemudian Dapil Kalbar II sebanyak empat anggota, Kalteng sebanyak tujuh anggota dan Kalsel I tercatat ada enam anggota.
Kalsel II sebanyak lima anggota, Kaltim sebanyak delapan anggota dan Dapil Kaltara sebanyak tiga anggota.
Dalam Rapat Paripurna DPR RI tanggal 16 September lalu, Hetifah yang juga Wakil Ketua Komisi X ini mengatakan, Pimpinan DPR RI telah membacakan nama-nama anggota Panitia Khusus (Pansus) Pemindahan Ibu Kota Negara.
Sekarang sudah ada dua nama anggota kami yang tercatat dalam Pansus Pemindahan Ibu Kota, yakni Pak Syarif Al-Kadri dari Kalbar dan Pak Budi Satrio Djiwandono dari Kaltim.
"Semoga saat pembahasan lanjutan nanti bisa bertambah," kata politisi Partai Golkar tersebut.
Ia juga mengatakan bahwa dengan adanya Kaukus DPR RI Kalimantan diyakini intensitas komunikasi dari para anggota akan lebih terbangun dan lebih fokus.
"Kami yakin dengan adanya persatuan perwakilan dari seluruh Kalimantan akan melahirkan kemajuan terhadap pembangunan. Meski kami berbeda-beda partai politik, tapi tujuannya sama, yakni untuk memperjuangkan Kalimantan agar lebih maju dan menjadi jendela masa depan Indonesia," kata Hetifah.(plt)