JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono akan memaksa para kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek infrastruktur nasional untuk menggunakan komponen lokal dalam pembangunannya.
"Kami akan meningkatkan penggunaan material dan peralatan produksi dalam negeri yang memberikan nilai tambah dalam setiap infrastruktur yang terbangun. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor," kata Basuki dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi V DPR RI, di Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Salah satunya yakni aspal beton yang digunakan dalam pembangunan jalan tol. Basuki mengatakan, saat ini Wijaya Karya (WIKA) sudah menggunakan aspal beton lokal sebanyak 200.000 ton untuk jalan tol.
Basuki akan menginstruksikan Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto untuk mengarahkan para kontraktor menggunakan aspal beton lokal tersebut. Targetnya, ke depan proyek infrastruktur nasional bisa menggunakan hingga 700.000 ton aspal beton lokal.
"Tadi kami baru dapat laporan dari Wijaya Karya, ternyata sekarang produk aspal beton sudah sampai lebih 200.000 ton, maka saya minta Dirjen Bina Marga kita paksa pakai itu," katanya.
"Bahkan tahun ini bisa 700.000 ton. Karena biasanya hanya malas saja itu pakai itu. Saya paksa balai-balai untuk pakai aspal beton," tambah Basuki.
Selain itu, Basuki juga akan meminta para kontraktor menggunakan ekskavator produksi Pindad.
"Termasuk kita pakai eskavator dari Pindad. Itu harus beli. Karena kalau nggak dibeli ya mandek. Di situ yang biasanya kita lemah," tegas Basuki.
Terakhir, Basuki juga akan memaksa para kontraktor menggunakan bearing atau karet penahan guncangan lokal di proyek jembatan-jembatan nasional.
"Itu (bearing) tidak perlu impor. Kita ada dua perusahaan yg sudah memproduksi," imbuh dia.
Ia menegaskan, meski usia bearing lokal tak sepanjang usia bearing impor, para kontraktor tetap harus memaksimalkan pemakaian produk tersebut. Ia pun meminta izin kepada Komisi V DPR RI untuk memaksimalkan penggunaan bahan baku dan peralatan proyek infrastruktur lokal.
"Walaupun impor umurnya kalau impor 20 tahun, kita hanya 10-15 tahun tetap kita beli. Jadi produksi apa pun kalau dibandingkan dengan yang sudahestablishedya nggak bisa, nggak fair. Jadi kita paksa ini beli, mohon dukungannya bapak ibu," tutup Basuki. (Alf)