JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Politikus Partai Gerindra, Abdul Wachid mengaku tergelitik dengan klaim dua pihak dalam hal ini partai Demokrat dan PDIP yang sama-sama membanggakan pembangunan infrastruktur di era rezimnya masing-masing.
Wachid justru menilai, pembangunan infrastruktur hingga saat ini belum mampu menyentuh akar persoalan rakyat.
"Pembangunan infrastruktur tidak menyentuh ke rakyat, apalagi kalau pembangunan infrastruktur dibiayai uang utang yang ada malah membebani rakyat," sindir eks Anggota Komisi VI DPR RI itu kepada wartawan, Jumat (16/09/2022).
Bahkan, kata dia, jika mau jujur bahwa pembangunan infrastruktur seperti jalan tol misalnya hanya menguntungkan pihak tertentu saja.
"Infrastruktur yang untung para produsen mobil yang memproduksi mobilnya di sini seperti Jepang dan lain-lain itu.
Yang untung lagi orang kaya yang punya mobil," tandas Ketua DPD partai Gerindra Jawa Tengah itu.
"Buktinya mobil angkutan barang dari Surabaya ke Semarang dan Jakarta, pilih lewat jalan Nasional daripada lewat jalan tol karena biayanya mahal, malah beban sopir tambah. Artinya pembangunan jalan tol kurang tepat kalau untuk rakyat," sambungnya.
Ketimbang membangun infrastruktur yang belum tentu dirasakan manfaatnya langsung oleh rakyat, Wachid mendorong agar pemerintah membuat program strategis nasional yang berbasis atau bersentuhan langsung dengan rakyat.
"Sebaiknya pemimpin bikin program yang bersentuhan langsung untuk rakyat. Terutama untuk pengentasan kemiskinan, menggalakkan program-program UMKM, swasembada pangan terus digenjot biar pangan kita tidak import, bangun pabrik pupuk untuk menunjang swasembada pangan, membuat bendungan untuk menunjang swasembada pangan, bikin pabrik obat-obatan tanaman," tegas Anggota Komisi VIII DPR RI itu.
Menurutnya, rezim apapun sebaiknya membangun Industri sendiri untuk mengolah sumber daya alam sendiri.
"Biar tidak dikuasai asing.
Membangun jalan daerah untuk menunjang transportasi hasil alam kita, membangun pabrik pengolahan hasil pertanian kita, membangun Research and Development (R&D) untuk menciptakan hasil pangan kita, dan lain-lain," pungkasnya.