JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sikap keras FPKB terhadap pemerintah atas kelalaiannya dalam mengantisipasi peredaran beras plastik didukung anggotanya di komisi VI DPRRI. Baginya, peredaran beras plastik tersebut telah menciptakan keresahan dan rasa takut di kalangan masyarakat.
"Kita menilainya sebagai tindakan terorisme pangan," tegas Anggota Komisi VI DPR RI Eem Marhamah dalam konferensi pers di kantor DPP PKB di jalan Raden Saleh, Jakarta, Minggu (24/5/2015).
Perempuan yang biasa dipanggil Neng Eem tersebut menjelaskan bahwa dari 250 gram beras plastik tersebut hanya terdapat kandungan 7 persen protein. Selebihnya, sambung, Neng Eem, mengandung zat kimia profinil yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pipa paralon.
Selain membahayakan kesehatan masyarakat, Neng Eem juga menilai akan ada akibat yang lebih besar dari beredarnya beras sintetis itu. Karena itu, ungkapnya, setidaknya ada 3 faktor lain yang turut menjadi pertimbangan FPKB menyatakan perang terhadap beras plastik.
"Pertama, akan mengurangi kesejahteraan petani. Kedua, mengurangi keuntungan para pedagang proporsional dan keamanan," sebutnya. (ai)