JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Penggunaan bahan bakar untuk membangkitkan listrik pada sejumlah pembangkit listrik agaknya bakal berakhir.
Itu setelah Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengatakan bahwa ke depan semua pembangkit tenaga listrik akan menggunakan sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT).
Dalam situs Kementerian ESDM, Sabtu (7/3/2020), penggunaan sumber EBT akan diterapkan setelah proyek mega listrik 35 gegawatt (GW) atau 35.000 megawatt tuntas dikerjakan.
Ini berarti pemerintah akan meningkatkan porsi penggunaan EBT jika akan menambah kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 27,28 GW dalam lima tahun ke depan. Yaitu, pembangkit dari bahan fosil 18,28 GW (67,0%) dan pembangkit EBT sebesar 9,05 GW (33,0%).
Penggunaan EBT selama ini memang masih tergolong kecil dalam lima tahun proyek ini berjalan. Yaitu sebesar pembangkit berbasis EBT sebesar 10,3 GW atau sekitar 14,8%.
Sisanya masih dikuasai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 34,7 GW atau sebesar 49,9%. Posisi kedua ditempati Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Ga Uap (PLTG/GU/MG) sebesar 19,9 GW atau sekitar 28,6%.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menguasai sisanya.
Sebelumnya, Arifin juga meminta PLN mengganti PLTD yang tak bisa dikonversi dengan gas, mulai dialihkan menggunakan EBT.
"Saya minta coba misalnya apakah bisa memanfaatkan surya atau biomassa untuk hal ini," ujar Arifin.