JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -S beberapa desa di pegunungan Timika, Papua mendadak tidak nyaman. Kelompok bersenjata tiba-tiba muncul dan menguasai beberapa desa. Mereka bukan hanya meminta makanan tetapi juga kadang berbuat kasar antara lain menodongkan senjata kependuduk. Akibatnya penduduk resah dan satu persatu meninggalkan desa mereka.
Warga keluar dari desa jam 5 pagi dan meminta pertolongan dengan kepada polisi. Ketika warga sedang menuruni bukit menuju kota, petugas keamanan memergoki mereka. Kepada petugas Polsek Tembagapura, mereka mengaku tidak aman lagi hidupnya, dan meminta perlindungan kepada polisi. Warga yang meminta perlindungan Polri, berasal dari Desa Utikini, Desa Banti, dan Desa Kimbely.
Akhirnya banyak warga yang ingin tinggalkan desa menuju Kota Timika. Sekitar 800 orang dievakuasi aparat kepolisian Jumat (6/3/2020) atas permintaan mereka sendiri.
Tim Satgas Operasi Nemangkawi Polri beserta jajaran Polda Papua segera membantu mengevakuasi ratusan warga yang merasa ketakutan dan resah atas teror kelompok bersenjata. "Kami ucapkan terima kasih banyak untuk Bapak Polisi yang sudah jaga dan kasih makan kami sampai antar kami ke Kota Timika. Kami terima kasih banyak karena di kampung kami takut dan tidak aman. Anak-anak, kami kasihan mereka," ujar tokoh pemuda Desa Banti Agus Beanal.
Kapolsek Tembagapura AKP Hermanto menjelaskan proses evakuasi berlangsung mulai pagi hingga petang sekitar pukul 18.00 WIT. "Hingga pukul 18.00 WIT didata sudah hampir kurang lebih 800 orang yang mengungsi, terdiri dari anak-anak, wanita, laki-laki dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kimbely," katanya.
Setelah mendata warga, Polri menyiapkan 13 bus yang akan mengangkut mereka ke kota dan selanjutnya diantar ke berbagai lokasi, seperti wilayah transmigrasi SP 5, SP 12, dan Kampung Kwamki.
Seperti diketahui Polsek Tembagapura beberapa waktu lalu diserang oleh kelompok bersenjata.
Senin (2/3/2020) pukul 13.00 WIT.
Satu polisi terluka.
Kepala Polsek Tembagapura, AKP Hermanto, menyatakan serangan ini dilakukan dari jarak 300 meter dari arah bukit yang ada di belakang kantor Polsek Tembagapura itu.
Meski demikian polisi di Papua menyatakan mampu mengamankan kawasan pertambangan Freeport yang ada di Timika. Kepala Kepolisian Resor Mimika AKBP I Gusti Gede Era Adhinata menegaskan kekuatan personel pengamanan di wilayah Distrik Tembagapura, terutama di area pertambangan PT Freeport Indonesia cukup memadai menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dilaporkan sudah masuk ke kawasan itu.
"Ada beberapa satuan tugas yang ada di Tembagapura saat ini, ada Satgas Amole yang memang ditugaskan khusus untuk mengamankan PT Freeport Indonesia, ada juga Satgas Aman Nusa," kata AKBP Era Adhinata di Timika, Papua, Selasa (2/3/2020)
Kapolres menyebutkan beberapa waktu lalu 100 personel Brimob Polda Bengkulu yang diperbantukan (BKO) ke Polres Mimika juga sudah digeser ke Tembagapura.