Bisnis
Oleh Rihad pada hari Kamis, 02 Apr 2020 - 15:25:41 WIB
Bagikan Berita ini :

BI Yakin Nilai Tukar Akan Balik ke Rp15. 000, Sri Mulyani: Skenario Teburuk Rp20. 000

tscom_news_photo_1585815941.jpg
Gubernur BI Perry Warjiyo dan Menkeu Sri Mulyani (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah. Pada Kamis (2/4/2020), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mencapai Rp 16.540 /US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,61% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin.

Namun menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, nilai tukar rupiah pada saat ini masih di bawah nilai fundamentalnya. "Bahwa kami memandang rupiah yang sekarang undervalue, dan ke depannya akan cenderung stabil bahkan menguat karena akan ada portfolio inflow yang lebih besar," ujarnya di Jakarta, Kamis (2/4/2020).

Perry menyebutkan, pihaknya akan terus menstabilkan nilai tukar rupiah melalui triple intervention baik secara spot, DNDF, dan pembelian SBN dari pasar sekunder. "Dengan langkah bersama kami yakin nilai tukar rupiah tidak hanya stabil tapi bahkan menguat di Rp 15.000 di akhir tahun ini," kata dia

Kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan, nilai tukar rupiah masih akan melemah dari level yang saat ini akibat penademi corona (Covid-19).

Dalam skenario berat Sri Mulyani, nilai tukar rupiah bisa mencapai Rp 17.500 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam skenario sangat berat, nilai tukar rupiah bisa menembus level Rp 20.000 per dollar AS.

"Kemungkinan terburuknya rupiah bisa mencapai 20.000 per dollar AS," kata Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (1/4). Level ini jauh dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang sebesar Rp 14.400 per dollar AS.

Inflasi tahun ini juga diperkirakan akan meleset dari target. Dalam skenario berat Sri Mulyani, inflasi 2020 akan mencapai 3,9% dan skenario sangat berat inflasi akan tembus 5,1%.

Skenario berat harga minyak mentah Indonesia (ICP) berada di level US$ 38 per barel dan skenario sangat berat ICP berada di level US$ 31 per dollar AS.

Adapun pertumbuhan ekonomi tahun ini, diperkirakan mencapai 2,3% dalam skenario berat. Bahkan, bisa turun alias negatif 0,4%, dalam skenario sangat berat akibat pendemi Covid-19.

Namun demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa ini merupakan skenario terburuk. Pemerintah berkomitmen akan terus menjaga stabilitas makro ekonomi. “Ini akan diantisipasi agar tidak terjadi,” kata Sri Mulyani.

tag: #corona  #rupiah  #dolar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement