JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta produsen masker terbesar di dunia, 3M Co, untuk mengekspor maskernya ke luar negeri. Pasalnya, di negaranya sendiri, masker sangat terbatas persediaannya.
Trump mengancam perusahaan yang sudah berumur 117 tahun ini dengan cara menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan agar perusahaan itu memproduksi lebih banyak masker untuk kebutuhan dalam negeri/
“(3M) akan memiliki harga yang harus dibayar,” katanya dalam ciutannya di twitter.
Undang-undang Produksi Pertahanan, yang disahkan pada 1950, memberikan presiden kekuasaan untuk setiap perusahaan agar memperluas dan meningkatkan memproduksi bahan atau produk utama untuk keamanan nasional dan alasan lainnya.
Penasihat perdagangan AS Peter Navarro mengatakan bahwa pemerintah memiliki beberapa masalah dengan 3M. Ia melihat 3M memproduksi banyak masker di banyak negara. Untuk itu, Gedung Putih meminta agar semua produksi maskernya diperuntukkan hanya untuk AS.
Permintaan orang nomor satu di negeri Paman Sam itu kontan mendapat reaksi dari 3M. Pihaknya pada dasarnya bersedia memenuhi permintaan Trump untuk menyediakan masker sebanyak mungkin untuk warga AS guna mencegah penyebaran COVID-19.
"Narasi bahwa kita tidak melakukan segala yang kita bisa sebagai perusahaan adalah tidak benar," Chief Executive Officer 3M Mike Roman.
3M adalah produsen utama masker N95 yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai masker yang paling untuk mencegah penularan. Masalahnya N-95 banyak diproduksi pabrik 3M di luar negeri.
"Namun, ada implikasi kemanusiaan yang signifikan dari penghentian pasokan respirator untuk petugas kesehatan di Kanada dan Amerika Latin, di mana kami adalah pemasok penting respirator," bunyi perusahaan manajemen 3M yang dilansir reuters.com (4/4/2020).
Bila 3M menghentikan ekspornya akan membawa dampak bagi negara lain yang membutuhkan. Negara lain tentu akan membalas tindakan 3M yang menyetop ekspor masker kN95 e negaranya. "Jika itu terjadi, jumlah bersih respirator yang tersedia untuk Amerika Serikat akan berkurang,” imbuh pernyataan 3M.
Meski begitu, pihak 3M akan meningkatkan produksi masker N95 untuk kebutuhan di AS. 3M mengatakan akan bekerja sama dengan Badan Manajemen Darurat Federal untuk memprioritaskan pesanan masker dan akanmeningkatkan produksi N-95 masker bulanan AS menjadi 50 juta pada Juni mendatang.
Selain menambah produksi, 3M juga mendapat lampu hijau dari pemerintah Cina untuk mengekspor masker N-95 yang diproduksi di Cina untuk diekspor ke AS sebanyak 10 juta.
Langkah yang akan ditempuh Gedung Putih sebenarnya sudah diterapkan di Indonesia. Ketika persediaan masker dalam negeri sangat langka, pemerintahan Joko Widodo menyetop ekspor masker.
Tindakan ini dilakukan agar masker hanya diperuntukkan untuk dalam negeri saja. Tetapi langkah itu tak efektif, masker masih sangat langka. Sehingga pemerintah terpaksa masker dari luar negeri, termasuk dari Cina.
Makin langkanya masker di AS, membuat Trump meminta warganya agar menggunakan syal saja. Sebab, masker, termasuk masker N95, hanya diperuntukkan untuk tenaga medis.