JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Percepatan penanggulangan virus korona atau Covid-19 membuat sejumlah anggaran keuangan di institusi pemerintah berubah drastis dari biasanya. Anggaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) misalnya, telah direalokasi untuk turut membantu menangani wabah korona di sektor perdagangan.
Meski Kementerian Perdagangan akan membuat kebijakan sendiri untuk penggunaannya, anggaran yang direalokasi tentu masih membutuhkan masukan lagi dari berbagai pihak agar realokasi menjadi tepat sasaran sesuai target yang dibutuhkan di musim pandemi ini.
Anggota Komisi perdagangan (Komisi VI) DPR RI, Nevi Zuairina, meminta agar realokasi anggaran dari Kementerian Perdagangan tersebut difokuskan pada stabilisasi harga pangan. Harga pangan yang saat ini mendesak untuk distabilkan meliputi berbagai komoditas penting.
"Keluhan dari para pelaku UMKM sudah menumpuk, terutama yang bergerak di berbagai industri makanan dan minuman skala kecil, mengenai tidak terkendalinya harga bahan baku sebagai komponen utama pembuatan produk makanan minuman," kata Nevi Zuairina dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (9/4/2020).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mengungkapkan, banyak keluhan dari pelaku UMKM terhadap melonjaknya harga komoditas bahan baku seperti gula. Karena itu, ia meminta agar pihak berwenang dapat menindak para spekulan yang diduga membuat harga bahan baku seperti gula pasir naik di tengah masyarakat.
"Mestinya pemerintah mampu melakukan penindakan terhadap pelaku usaha yang menimbun atau menetapkan harga di luar kewajaran terhadap komoditas bahan pokok," ujarnya.
TEROPONG JUGA:
> Tidak Perlu Khawatir, Bulog Pastikan Stock Kebutuhan Pangan Cukup
> Bambang Soesatyo Minta Stok Pangan Harus Cukup, Masyarakat Tak Boleh Cemas
>Selain Listrik Gratis, Legislator Ini Berharap Harga Gas Juga di Diskon
Tak dipungkiri bahwa wabah korona sangat mempengaruhi sejumlah aktivitas perdagangan nasional. Oleh sebab itu, legislator dari dapil Sumatera Barat II ini mengingatkan pentingnya agar alokasi anggaran Kemendag mampu menstabilkan harga pangan.
Sebelumnya, Kemendag menyatakan telah memangkas anggaran di tahun 2020 sebagai tindak lanjut langkah pemerintah dalam menanggulangi dampak virus korona terhadap perekonomian nasional. Anggaran Kemendag dipangkas Rp 731,7 miliar, dari awalnya Rp 3,57 triliun menjadi Rp 2,84 triliun.
"Kemendag telah menyiapkan skenario penghematan sambil menunggu ketetapan Menteri Keuangan, dengan mengurangi belanja perjalanan dinas, paket meeting, kegiatan pameran sebesar Rp 731,7 miliar. Sehingga anggaran Kemendag menjadi Rp 2,84 triliun," kata Mendag Agus Suparmanto dalam rapat kerja (raker) virtual dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (3/4/) lalu.
Agus menuturkan, pemangkasan tersebut dilakukan dengan memotong belanja perjalanan dinas, paket meeting, dan kegiatan pameran. Dengan demikian, anggaran yang tersedia saat ini akan difokuskan untuk penanganan dampak korona dan program prioritas lainnya.
"Untuk membiayai kegiatan prioritas nasional yang manfaatnya langsung kepada masyarakat dan penanganan pandemi korona baik bagi ASN Kemendag, maupun kepada masyarakat sesuai tugas dan fungsi Kemendag, misalnya kepada pedagang pasar rakyat, pengelola pasar, dan lain-lain," jelas Agus.