JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi akan bangkit seketika setelah wabah Corona berakhir. Hal itu terlihat dalam sebuah studi IMF yang mengatakan bahwa ekonomi dunia bahkan akan negatif minus 3 persen. Pertumbuhan itu jauh lebih buruk dibandingkan saat krisis finansial global pada 2009, yang hanya minus 0,1 persen. Dalam kondisi lockdown dan pembatasan sosial seluruh kegiatan ekonomi nyaris terhenti.
Tapi IMF meramalkan setelah wabah selesai, maka investasi akan melejit kembali, demikian juga dengan konsumsi masyarakat akan pulih, termasuk kegiatan ekspor impor yang menjadi salah satu faktor pertumbuhan sebuah negara. "Asumsinya pandemi virus corona pudar pada paruh kedua tahun 2020. Selain itu, kebijakan penyelamatan ekonomi yang diambil negara-negara di dunia efektif dalam mencegah kebangkrutan perusahaan yang meluas, PHK, dan tekanan finansial yang meluas pada sistem," tulis Ekonom IMF Gita Gopinath dikutip dari New Strait Times.
IMF memperkirakan negara-negara maju akan tumbuh 4,5 persen. Sedangkan negara berkembang tumbuh rata-rata 6,6 persen. Untuk negara ASEAN, rata-rata akan tumbuh sebesar 7,8 persen. Malaysia akan tumbuh pada tingkat 9 persen tahun depan, tercepat di antara lima negara utama ASEAN. Indonesia, Thailand, Filipina, dan Vietnam yang masing-masing akan meningkat 8,2 persen, 6,1 persen, 7,6 persen, dan 7 persen.
Ekonomi Indonesia sendiri tumbuh di kisaran 8 persen yang terakhir kali terjadi pada 1995, tepatnya di angka 8,22 persen.
Dalam studi tersebut, IMF juga mensimulasikan beberapa skenario berakhirnya pandemi virus corona di dunia. Skenario pertama mengasumsikan, di semua negara langkah-langkah untuk menahan penyebaran virus pada tahun 2020 bertahan sekitar 50 persen lebih lama dari yang diasumsikan dalam baseline.
Skenario kedua, mengasumsikan bahwa wabah virus corona berulang pada tahun 2021. Kondisinya kira-kira dua pertiga sama parahnya dengan pandemi tahun ini. Sementara kondisi keuangan diasumsikan dua kali lipat dari kondisi 2020.Skenario ketiga, IMF mengasumsikan bahwa virus corona berakhir membutuhkan waktu lebih lama dan berulang lagi pada 2021.
Rebound pada tahun 2021 terjadi jika pandemi yang memudar pada paruh kedua tahun 2020, yang memulihkan kepercayaan konsumen dan investor, kata IMF. Pemulihan yang diproyeksikan mengasumsikan bahwa tindakan kebijakan ini efektif dalam mencegah kebangkrutan perusahaan yang meluas, kehilangan pekerjaan yang diperpanjang, dan tekanan finansial yang melanda sistem.