JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Nama Yahya Waloni sudah lama dikenal publik sebagai penceramah. Sama seperti Felix Siauw, Yahya juga merupakan seorang mualaf yang terjun sebagai penceramah di masyarakat. Ceramah andalannya biasanya berbau tentang kristenisasi dan misionaris.
Hal ini dapat dimaklumi lantaran dirinya dulu adalah seorang pendeta. Diaterdaftar sebagai pendeta pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana. Ceramahnya yang frontal dan blak-blakan kerap kali menghebohkan publik hingga dirinya dikenal sebagai sosok yang kontroversial.
Karena itu juga tokoh media sosial Denny Siregar menyebut Yahya dalam tulisannya sebagai ustadz Pansos (panjat sosial) karena dinilai gemar menjelek-jelekkan agamanya dulu sebagai "jualan" agar pamor dia meningkat di mata umat muslim.
"Itu produk unggulannya. Untuk menutupi kelemahannya dalam ilmu-ilmu agama Islam, ia memainkan kata kasar dalam ceramahnya. Dan lumayan laku karena ada orang-orang yang senang dengar ceramah agama melalui kata-kata kasar," kata Denny dalam tulisannya di kanal Geotimes.
TEROPONG JUGA:
> Kembali Kontroversial, Mantan Pendeta Sebut Virus Korona Hanya Menyerang Orang Munafik
> PA 212 Sebut Pernyataan Yahya Waloni Kurang Tepat, Tapi Setuju Orang Munafik Sebab Turunnya Wabah
Lahir dengan namaYahya Yopie Waloni, dia dilahirkan di kota Manado 30 November 1970. Keluarganya berdarah Minahasa yang taat pada agama Kristen. Dari berbagai sumber dia disebut pernahmenjabat sebagai Ketua atau rektor Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhaezer di Sorong tahun 1997-2004. Meski begitu, banyak penyangkalan dari pihak umat Kristen atas status Yahya tersebut.
Dalam video yang beredar pun Yahya Waloni sering mengaku sebagai mantan pendeta dan mengklaim pernah menjabat Rektor UKI Papua. Selepasdari pendeta, dirinya memeluk agama Islam pada Rabu, 11 Oktober 2006 melalui tuntunan sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli. Yahya pun menulis buku berjudul "Islam Meruntuhkan Iman Sang Pendeta" sebagai autobiografinya yang merekam perjalanan hidupnya hingga memeluk Islam.
Pada 9 September 2018 lalu, nama Ustadz Yahya Waloni tenar karena ceramahnya yang terang-terangan menyerang KH Ma’ruf Amin dan Muhammad Zainul Mahdi alias Tua Guru Bajang (TBG) diMasjid Al Fida Muhammadiyah, Pekanbaru, Riau. Beberapa potongan video ceramahnya dapat disaksikan di akun YouTube DAE Channel.
Mula-mula, dia menyebut Ma"aruf Amin sudah uzur dan hampir mati. "Contohnya yang sudah ada di Jakarta ini, usianya sudah uzur, boleh dikatakan sudah mau mati, sudah mau menghadap Allah. Ditanya mau enggak bapak jadi wakil presiden, oh siap. Sudah mau mati, ambisi," ujar Yahya.
Tak hanya menyerang Ma"ruf Amin, Dalam channel YouTube yang sama, ia juga menghina mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB dengan memelesetkan singkatan namanya menjadi Tuan Guru Bajingan. Yahya juga menyebut Ketua KPK Agus Rahardjo kafir. Tak mau berhenti, dia menyinggung Megawati adalah perempuan berdosa yang memecah belah. Ia pun mendoakan Megawati cepat mati.
Nama tokoh cendekiawan muslim Almarhum Nur Cholis Madjid pun tak luput dari serangannya. Dia berujar Nur Cholis Madjid tengah disiksa di alam kubur dan akan masuk surga dalam keadaan benjol-benjol. Hal ini tak lepas karena pendiri Universitas Paramadina itu kerap dituding sebagai tokoh liberal di Indonesia.
"Ada yang almarhum, suka-suka ke gereja itu (dulu), tapi udah disiksa sekarang di kubur. Tetap masuk surga tapi benjol-benjol, Nur Cholis Madjid," kata Yahya dalam ceramahnya.
Belakangan ini, Yahya Waloni kembali Kontroversial karena ceramahnya dalam sebuah Tablig Akbar peringatan Isra" Mi"raj Nabi Muhammad SAW di Mandailing Natal, Sumatera Utara, 8 Maret lalu menyinggung soal orang-orang munafik. Dalam ceramahnya itu ia mengatakan wabah korona yang kini tengah melanda dunia hanya menjangkiti orang-orang munafik.
Oleh karena orang-orang munafik yang terkena penyakit ini, Yahya lantas menganggap bahwa virus Corona itu juga diakibatkan oleh tingkah orang-orang munafik. Kendati begitu ia tak menjelaskan bagaimana kemunafikan bisa mengakibatkan turunnya wabah ini ke muka bumi.
TEROPONG JUGA:
> Ini Tanggapan Komisi Agama DPR dan MUI Soal Ceramah Yahya Waloni
Atas ujarannya itu pula Majelis Ulama Indonesia dan Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat merespon dan mengingatkan agar para pemuka agama di Indonesia tak lantas menjadikan wabah sebagai alasan membenturkan umat, terlebih sesama manusia di muka bumi.
"Mestinya sebagai pendakwah harus menyampaikan pesan-pesan damai menyejukkan yang mempertebal keimanan," kata Wakil Ketua Komisi Agama (Komisi VIII) DPR, Marwan Dasopang, kemarin (19/4/2020).