JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Para peneliti salah satu universitas di Hong Kong mengklaim telah berhasil jaket tahan COVID-19. Jaket itu dilapisi bahan pakaian anti virus dan anti bakteri yang bisa bertahan selama 3 bulan. Adapun nama pelapis tersebut adalah MAP-1
Peneliti pada Universitas Sains dan Teknologi (HKUST) Hong Kong mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan waktu 10 tahun untuk mengembangkan pakaian tersebut.
Menurut Profesor Joseph Kwan, salah satu peneliti utama dalam tim yang mengembangkan produk itu mengatakan bahwa pakaian itu bisa menyemprotkan semacam disinfektan ke permukaan yang sering disentuh publik, seperti tombol lift dan pegangan tangan.
"Tempat-tempat ini sering disentuh, dan, pada saat yang sama, berfungsi sebagai media yang sangat efektif untuk penularan penyakit," kata Kwan, seperti dilansir situs channelnewsasia.com (27/4/2020).
Lapisan yang terbentuk setelah penyemprotan memiliki jutaan kapsul nano yang mengandung disinfektan, yang menurut Kwan, tetap efektif dalam membunuh bakteri, virus, dan spora bahkan setelah lapisan tersebut mengering.
“Tidak seperti metode desinfektan umum seperti pemutih encer dan alkohol, MAP-1 lebih didorong oleh polimer peka panas yang merangkum dan melepaskan desinfektan pada kontak manusia, sambung Kwan.
Menurut Kwan, MAP-1 tidak beracun dan aman bagi kulit manusia.
Jaket tersebut sudah disetujui oleh pemerintah Hong Kong untuk dikonsumsi masal. Warga Hong Kong sudah menggunakannya. Sehingga tak heran kasus COVID-19 di Hong Kong cuma 1.038 kasus positif dan 4 orang meninggal dunia. Sedangkan untuk keperluan di luar negeri, katanya tersedia bulan depan.