JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Belum lama ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar masyarakat tidak mengonsumsi minyak kepala sawit. Ini karena mengandung lemak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan, dan memudahkan pasien positif COVID-19 semakin parahnya.
Selain minyak zaitun, WHO menyarankan untuk mengonsumsi kedelai, kanola, minyak bunga matahari, dan jagung. Sedangkan minyak jenuh seperti daging berlemak, mentega, minyak kelapa sawit dan kelapa, krim, keju,dan lemak babi.
Anjuran tersebut karuan mengundang amarah pemerintah Malaysia selaku produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Kalyana Sundram, CEO Dewan Minyak Sawit Malaysia menyebut pesan yang disampaikan WHO sudah kuno.
Pesan WHO secara intrinsik mempomosikan minyak zaitun dan bunga matahari. Perusahaan minyak Eropa menekan pemerintahnya agar menolak minyak kelapa sawit atau crude palm oil) dari negara Asia tenggara seperti Malaysia dan Indonesia.
"Berkenaan dengan lemak makanan sebagai sumber utama kalori, WHO melalui penasihatnya yang baru-baru ini kembali jatuh ke sumur sebelumnya yang sama mempromosikan minyak komoditas tertentu sambil menyisihkan minyak sawit," kata Kalyana Sundram, CEO Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC), seperti dikutip reuters.com (4/5/2020).
Kalyana mengatakan, minyak sawit memiliki keseimbangan alami lemak jenuh dan tak jenuh untuk memastikan penyerapan berbagai zat gizi mikro.
"Di negara-negara di mana konsumsi lemak di bawah rekomendasi WHO, seperti halnya di sebagian besar Asia dan Afrika, fokus kesehatan berbeda," kata Kalyana.
Menghadapi protes Malaysia, WHO tak bersedia berkomentar.