JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Untuk mendorong warga agar tidak mudik, lahirlah sebuah lagu "Ra Mudik Ra Popo" (Tak mudik tidak apa-apa) yang diciptakan musisi Herry Yamba. Uniknya, lagu ini dinyanyikan banyak tokoh dan pejabat.
Mereka adalah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua Watimpres Wiranto, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Ketua Umum Komite Seni Budaya Nasional Hendardji Supandji, Ketua Umum Komite seni Nasional dan Ketum Pawon Semar, Bupati Pati Haryanto, Bupati Karanganyar Yuliatmono, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Ketum Paguyuban Jawa Tengah Leles Sudarmanto, dan Sekjen Paguyuban Jawa Tengah Frahma Alimiyarso.
Lagu ini berisi lirik mengajak jangan midik antara lain:
Wis ora usah bali, ono ngomah noto ati (sudahlah tidak usah pulang, di rumah saja menjaga hati)
Ra usah kondur ra pedot dadi sedulur (meski tidak pulang persaudaraan tetap terjalin)
Kangen iso disimpen yen nganti loro sopo sing gelem (rindu bisa disimpan, kalau sakit siapa yang mau)
Nunggu nganti kahanan wis lerem (nunggu saja sampai keadaan sudah kondusif).
Ide pembuatan lagu tersebut muncul dari Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah, Leles Sudarmanto yang ingin mengampanyekan larangan mudik saat Lebaran seperti yang disarankan oleh Presiden Joko Widodo.
“Saya ajak kesadarannya lewat lagu. Apa masih mau ngotot pulang,” kata Moeldoko di Jakarta, Kamis (7/5).
Moeldoko menambahkan jika masyarakat mengikuti larangan pemerintah dengan menunda mudik, harapannya penyebaran COVID-19 tidak meluas sampai ke berbagai daerah.
Sementara itu Ketua Umum Paguyuban Jawa Tengah, Leles mengungkapkan alasan mengajak para pejabat negara dan tokoh masyarakat untuk menyanyikan lagu ini agar masyarakat mau mengikuti anjuran pemerintah.
"Kami sengaja mengajak para pejabat dan tokoh masyarakat, karena nama mereka sudah dikenal masyarakat dengan begitu harapannya masyarakat mau mengikuti pesan dari lagu ini," ujar Leles.
Lagu diaransemen secara ringan ini berlirik bahasa Jawa karena mayoritas pemudik yang berada di Jabodetabek adalah masyarakat dari Jawa.