JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Hubungan Amerika Serikat (AS) Cina akan makin renggang. Ini setelah AS memberikan lampu hijau kepada perusahaan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC), untuk membangun pabrik chip di Arizona, senilai US$12 miliar.
Investasi Taiwan diperkirakan akan menciptakan lebih dari 1.600 lapangan kerja.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menggembar-gemborkan kesepakatan itu sebagai "indikasi lain bahwa agenda kebijakan Presiden Trump telah menyebabkan kebangkitan di bidang manufaktur Amerika."
TSMC adalah pemasok utama raksasa teknologi AS seperti Apple Inc dan Qualcomm Inc . Perusahaan itu datang setelah perusahaan Cina seperti Huawei Technologies dimasukkan dalam daftar hitam oleh Washington.
TSMC adalah perusahaan semikonduktor paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar sekitar US$ 255 miliar, melebihi Intel Corp.
Pembuat chip Taiwan itu, kata Bernstein, berencana membangun pabrik yang bakal selesai dalam waktu 9 tahun. Meskipun begitu, kontribusi pendapatan dari TSMC di AS hanya 3-4%, sehingga tak akan mengancam industri serupa dari perusahaan AS.
"Skala dan teknologinya mirip dengan apa yang TSMC lakukan di Tiongkok, menunjukkan keseimbangan antara AS & Cina," tutur Bernstein.
TSMC selama ini juga memasok kebutuhan Huawei, namun Bersntein menjamin pasokan TSMC ke Huawei tidak besar. Seorang analis Credit Suisse mengatakan bahwa produksi Taiwan itu akan meningkatkan ketegangan AS-Cina dan menunda peluncuran jaringan seluler 5G generasi berikutnya. Ia tak yakin cara yang ditempuh pemerintah akan menghapus dominasi Huawei.
"Meskipun sulit untuk dipastikan, ini menghapus ancaman pembatasan Huawei lebih lanjut dalam waktu dekat, setidaknya," kata seorang analis JP Morgan.