JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa Brazil sebagai episentrum COVID-19 di Amerika Selatan. Ini menjadi tempat penyebaran baru terbesar di sana.
Brazil dan Peru mencatat angka tertinggi di kawasan tersebut. Brazil menempati urutan ketiga terbanyak dengan angka 334.777 kasus, sedangkan Peru dengan 111.698 kasus.
Di sana, pejabat kesehatan anti-malaria hydroxychloroquine untuk pengobatan COVID-19, katanya. Dia menegaskan bahwa bukti klinis tidak mendukung penggunaan obat secara luas terhadap penyakit, mengingat risikonya.
Tingkat kematian yang rendah mungkin karena separuh populasi benua adalah 18 atau lebih muda, katanya, sambil mengatakan dia tetap khawatir penyakit ini akan menyebar di benua dengan "kesenjangan yang signifikan" dalam layanan perawatan intensif, oksigen medis dan ventilasi.
Tak hanya itu, Afrika kini sudah mulai terdampak COVID-19. Sebanyak lebih dari 100.000 kasus terjadi di setiap negara di benua hitam itu. Kemudian, 3.100 kematian yang dikonfirmasi di benua yang luas itu. Sekitar setengah dari negara-negara Afrika mengalami penularan virus lewat komunitas.
“Virus itu sekarang telah menyebar ke setiap negara di benua itu sejak kasus pertama dikonfirmasi di wilayah itu 14 minggu lalu,” bunyi pernyataan WHO yang dilansir reuters.com (23/5/2020).
"Kita tidak boleh terlena dengan rasa puas diri karena sistem kesehatan kita rapuh dan kurang mampu mengatasi peningkatan kasus yang tiba-tiba,” ujar Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika, yang berasal dari Botswana.
Sembilan negara Afrika mengalami kenaikan 50% dalam beberapa kasus dalam sepekan terakhir, sementara yang lain mengalami penurunan atau tingkat stabil.
Tingkat kematian yang rendah mungkin karena separuh populasi benua adalah 18 atau lebih muda, katanya, sambil mengatakan dia tetap khawatir penyakit ini akan menyebar di benua dengan "kesenjangan yang signifikan" dalam layanan perawatan intensif, oksigen medis dan ventilasi.