JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Hydroxychloroquine telah digunakan oleh sejumlah negara untuk menyembuhkan pasien-pasien COVID-19. Obat yang sudah dikenal sebagai obat malaria sebelumnya diklaim dapat membasmi COVIDS-19, setelah Cina menggunakannya.
Indonesia bahkan mengimpornya untuk mendapatkannya. Amerika Serikat juga begitu bahkan meminta India untuk memasok obat itu segera.
Hydroxychloroquine telah dipuji oleh Donald Trump dan yang lainnya sebagai pengobatan yang mungkin untuk penyakit yang disebabkan oleh coronavirus yang baru. Presiden AS mengatakan dia menggunakan obat itu untuk membantu mencegah infeksi.
Namun kini Organisasi Kesehatan Dunia(WHO telah menyatakan obat ini banyak efek sampingnya. Sehingga WHO menangguhkan pengujian obat malaria itu karena masalah keamanan, seperti dilansir channelnewsasia.com 926/5/2020).
“Kelompok eksekutif kami sepakat untuk menunda ujicoba obat itu, untuk ditinjau oleh dewan pemantauan keamanan data," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dr Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO, mengatakan keputusan untuk menunda uji coba hydroxychloroquine telah diambil dari "banyak kehati-hatian".