JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Setelah kerusuhan massa tak terkendali terjadi Minneapolis, Amerika Serikat (AS), Presiden A.S. Donald Trump mengeluarkan kata-kata yang mengandung unsur “kekerasan” di Twitter.
Di situ ia mengatakan yang terjemahannya: “Penjahat (Thugs) tidak menghargai kematian George Floyd, dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi. (Saya) berbicara dengan Gubernur Tim Walz dan mengatakan kepadanya bahwa Militer bersamanya sepanjang jalan. Kesulitan apa pun dan kami akan mengambil kendali tetapi, ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai. Terima kasih!"
Twitter memang menampilkan – tanpa diedit – cuitan Trump, agar bisa diakses kepada pengikutnya yang berjumlah 80 juta akun. Tetapi Twitter memberikan catatan; “Twitternya (Trump) memuliakan kekerasan”.
Pernyataan itu kemudian ditarik kembali oleh Trump dengan menjelaskan maksud tweetnya. Trump mengatakan dia mengerti mengapa pembunuhan itu memicu protes nasional tentang kekerasan polisi terhadap Afrika-Amerika.
Namun dia menambahkan bahwa mereka seharusnya tidak diizinkan untuk beralih ke "anarki tanpa hukum."
"Para penjarah seharusnya tidak diizinkan menenggelamkan suara-suara dari begitu banyak pemrotes damai," katanya di Gedung Putih. "Aku mengerti sakitnya, aku mengerti rasa sakitnya."
Trump mengatakan dia telah menyatakan kesedihannya kepada keluarga George Floyd, seorang pria kulit hitam yang terlihat di video terengah-engah sementara seorang perwira polisi kulit putih berlutut di lehernya.
Polisi yang bernama Derek Chauvin itu ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan dan pembunuhan tingkat tiga atau berat dan terancam hukuman pidana maksimal 25 tahun.
Koreksi Trump dilakukan setelah Tweet Trump menyulut reaksi tajam, khususnya dari Partai Demokrat. Calon Presiden dari Demokrat Joe Biden menganggap ini bukan waktunya untuk membuat tweet yang bernada membakar. “Tidak ada waktu untuk mendorong kekerasan," ucap Biden.
“Ini adalah krisis nasional dan kami membutuhkan kepemimpinan yang nyata saat ini. Kepemimpinan yang akan membawa semua orang ke meja sehingga kita dapat mengambil tindakan untuk membasmi rasisme sistemik."
Sementara itu anggota DPR dari Demokrat Karen Bass, yang mengetuai Kaukus Hitam Kongres, bilang bahwa Trump mendorong kekerasan terhadap orang Afrika-Amerika. "Ini memalukan ketika pemimpin negara itu menanggapi krisis nasional dengan menghina orang-orang yang sedang diserang," katanya.