Berita
Oleh Aries Kelana pada hari Senin, 08 Jun 2020 - 14:31:42 WIB
Bagikan Berita ini :

Mantan Menlu AS Dari Partai Republik Kritik Trump Dan Takkan Memilihnya di Pilpres 2020

tscom_news_photo_1591601502.jpg
Colin Powell (Sumber foto : istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Aksi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam menanggapi protes puluhan ribu demonstran yang mengecam pembunuhan George Floyd oleh polisi, mengundang reaksi negatif.

Salah satunya adalah mantan Menteri Luar Negeri AS semasa pemerintahan George W. Bush. Mantan pemimpin aksi militer AS di Irak 1991 itu menuduh Trump telah menjauh dari Konstitusi AS. Jika dibiarkan, ini akan membahayakan demokrasi di Amerika.

"Saya tidak bisa mendukung Presiden Trump tahun ini," kata Powell, yang tidak memilih presiden dari partainya Partai Republik.

Kecaman itu muncul ketika negara itu menghadapi trio krisis: protes meluas atas kekerasan polisi terhadap pria dan wanita kulit hitam, pandemi coronavirus dan penurunan ekonomi yang tajam.

Kritik Powell tentu saja mengejutkan. Sebab sangat jarang bagi Partai Republik untuk mengkritik Trump secara langsung, dan lebih lagi untuk anggota militer, yang biasanya tidak ikut campur dalam politik.

Mantan Sekretaris Negara Colin Powell pada hari Minggu mendukung kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, bergabung dengan paduan suara yang terus berkembang dari para pemimpin Republik dan militer yang mengkritik Presiden Republik Donald Trump di tengah-tengah protes nasional.

Powell, seorang Republikan yang memimpin militer A.S. selama Perang Teluk 1991 di Irak di bawah Presiden George H.W. Bush dan kemudian mengepalai Departemen Luar Negeri di bawah Presiden George W. Bush, mengatakan Trump "berbohong sepanjang waktu," telah "menjauh" dari Konstitusi A.S dan menimbulkan bahaya bagi demokrasi Amerika.

"Saya tidak bisa mendukung Presiden Trump tahun ini," kata Powell, yang tidak memilih presiden Republik 2016, kepada CNN. Trump merespons dengan menyebut Powell "benar-benar kaku" di Twitter.

Selanjutnya, menurut sumber-sumber yang dekat dengan George W. Bush, menjelaskan bahwa Bush tidak akan memilih Trump.

Sementara itu, senator Republik Lisa Murkowski mengatakan pekan lalu bahwa dia belum secara jelas apakah apakah akan mendukung pemilihan Trump, sementara Senator Republik Mitt Romney memuji kata-kata Mattis. Namun belum jelas apakah akan pindah ke lain hati atau tidak.

Kecaman itu muncul ketika negara itu menghadapi trio krisis: protes meluas atas kekerasan polisi terhadap pria dan wanita kulit hitam, pandemi coronavirus dan penurunan ekonomi yang tajam.

Sangat jarang bagi Partai Republik untuk mengkritik Trump secara langsung, dan lebih lagi untuk anggota militer, yang biasanya tidak ikut campur dalam politik.

Selain Powell, mantan menteri pertahanan semasa pemerintahan Trump, pensiunan Jenderal Jim Mattis, juga pernah mengecam apa yang ia sebut upaya "sengaja" Trump untuk memecah belah bangsa dan negara. Mantan ketua Kepala Staf Gabungan Michael Mullen dan Martin Dempsey juga mengkritik penanganan Trump atas kerusuhan itu.

Menanggapi hal tersebut, Tim Murtaugh, juru bicara kampanye Trump, mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Presiden Trump memiliki rekor dukungan dalam Partai Republik, namun adorasi media Beltway liberal memikat dan sangat menarik bagi beberapa orang dalam DC."

tag: #donald-trump  #amerika-serikat  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement