JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati, mengingatkan pihak pemerintah agar cermat menggunakan anggaran negara untuk kepentingan rakyat. Hal itu ia sampaikan saat membahas Reformasi Penganggaran dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (RAPBN) tahun 2021 dalam rapat kerja bersama Menteri Keuangan dan Menteri Bappenas dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen, Rabu (24/6).
“Para perencana dan pengelola anggaran harus menjaga integritas dan akuntabilitasnya. Tetap mengedepankan amanah dan istiqomah dalam mengedepankan kepentingan rakyat,” katanya.
Dalam reformasi anggaran yang dilakukan saat ini, pemerintah menggunakan konsep Zero-Based Budgeting, yaitu perencanaan anggaran tiap tahunnya harus memulai dari awal (zero basis) tanpa mengacu pada rencana kegiatan atau hasil kegiatan di periode sebelumnya (incremental basis).
Termasuk dalam kerangka zero based budgeting adalah basic spending yaitu adanya standar harga dan kegiatan sebagai upaya efisiensi birokrasi. Kerangka lain adalah Performance Based Budgeting yaitu komite penilaian memiliki indikator baku untuk penilaian agar alokasi kebutuhan, sesuai prioritas dan sinkron antara kementerian/lembaga dan sinkron pula antara pusat dan daerah.
Selain itu, proses pelaksanaan anggarannya juga menggunakan Result Based Execution, yaitu pelaksanaan anggaran berbasis hasil yang dicapai.
Hal lain yang termasuk dalam kerangka zero based budgeting adalah Anticipatory Spending, yaitu belanja yang disiapkan sebagai buffer untuk menghadapi berbagai risiko gejolak seperti resesi ekonomi, bencana alam, serta penyebaran wabah penyakit. Mekanisme pelaksanaan Anticipatory Spending harus dibuat dengan menyesuaikan berbagai risiko tersebut. Anis menilai bahwa kerangka yang digunakan dalam penganggaran ini sudah cukup baik. Meski begitu ia tetap memberikan catatan bagi pemerintah.
"Ini adalah pengalokasian yang cukup menarik tetapi harus jelas, konsisten, profesional, dan proporsional. Pemerintah juga perlu menjelaskan plus dan minus penggunaan konsep Zero Based Budgeting ini," jelasnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini juga menekankan bahwa reformasi sistem penganggaran harus mampu mendorong agar belanja lebih efisien namun tetap produktif, fokus pada program prioritas, tetap berorientasi pada hasil, dan selalu antisipatif terhadap ketidakpastian. Ia juga mengingatkan pemerintah agar dengan serius menyiapkan roadmap yang jelas.
Antisipatory anggaran menjadi catatan lain yang diberikan Anis. Berkaca pada kejadian pandemi Covid-19 yang tidak terduga, pemerintah diminta untuk memperkuat anggaran antisipatory sebagai bentuk langkah antisipasi dan mitigasi akibat dampak yang timbul dari peristiwa yang tidak diperkirakan terjadi sebelumnya.
“Supaya pemerintah sudah siap menghadapi dampak risiko perekonomian yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa seperti adanya krisis global, bencana alam atau wabah agar lebih cepat penanganannya dan sebagai antisipasi dampak turunannya,” ujar Anis.