JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sejak peristiwa gusarnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sidang paripurna kabinet bulan lalu, isu reshuffle kabinet terus menyebar.
Kabar potensi terjadinya reshuffle bahkan sempat menyinggung beberapa partai oposisi pemerintah. Di antara partai yang disebut-sebut adalah Partai Amanat Nasional.
Seperti diketahui, partai yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan (Zulhas) itu pada pilpres 2019 lalu berada di kubu oposisi yang mengusung Prabwo Subianto dan Sandiaga Uno.
Meski kabar tersebut mencuat, hingga kini belum ada komunikasi antara Presiden Jokowi dengan partai besutan Amien Rais itu. Namun, PAN sendiri menyatakan membuka diri jika Presiden Jokowi menginginkan kader PAN bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju.
Anggota Fraksi PAN di DPR, Guspardi Gaus, menuturkan pergantian jabatan di kabinet merupakan hak Presiden Jokowi. Untuk itu, PAN sendiri, kata dia, bersifat pasif dan hanya menunggu instruksi langsung dari Presiden Jokowi.
“Kalau seandainya ada kader, apakah ketua umum atau siapa, yang diakomodir Pak Jokowi (jadi menteri) itu kan merupakan prerogatif pak presiden,” kata Guspardi kepada TeropongSenayan, Senin 6 Juli 2020.
Anggota Komisi II DPR ini mengungkapkan isu tersebut beredar menyusul gusarnya Presiden Jokowi. Namun di internal PAN sendiri, kata dia, tak ada pembahasan mengenai hal tersebut.
“Yang jelas kita kan enggak ada pembicaraan persoalan itu,” katanya.
Mencuatnya nama beberapa partai oposisi pada isu reshuffle kabinet juga menjadi sorotan Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo. Ia menilai kecil kemungkinan bagi PAN gabung dalam kabinet Presiden Jokowi jika nantinya terbukti ada reshuffle. Namun, jika dibandingkan dengan dua parpol di luar pemerintah yakni Demokrat dan PKS, PAN dinilai memiliki peluang lebih besar untuk masuk kabinet.
"Menurut saya kecil peluangnya. Tapi di antara 3 partai yang berada di luar pemerintahan, posisi PAN yang lebih berpeluang masuk," ujar Karyono kepada wartawan, Ahad, 5 Juli 2020.