JAKARTA (TEROPONGGSENAYAN) - Wabah COVID-19 memang memberikan panggung kepada kepala daerah untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam bekerja untuk rakyat. Hampir semua kepala daerah di Pulau Jawa mengalami kenaikan elektabilitas selama masa pandemi. Hanya Anies Baswedan yang bernasib sebaliknya.
Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S K menyebutkan bahwa saat ini Prabowo Subianto masih bertengger di puncak dengan elektabilitas 18,4 persen. Namun, pada Maret lalu elektabilitas menteri pertahanan itu ada di angka 22,7 persen.
Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berada di urutan 2 dan 3. "Ganjar dan Kang Emil sama-sama mengalami kenaikan signifikan," ujar Okta, Minggu (12/7). Elektabilitas Ganjar naik dari 8,5 persen menjadi 13,5 persen, sedangkan Kang Emil naik dari 5,8 persen menjadi 11,3 persen atau hampir dua kali lipat.
Demikian pula dengan urutan kedua gubernur tersebut, di mana Ganjar sebelumnya hanya berada di posisi keempat naik menjadi posisi kedua, dan Kang Emil naik dari posisi kelima kini berada di posisi ketiga.
Menurut Okta, kenaikan elektabilitas Ganjar dan Kang Emil tidak bisa dilepaskan dari posisi keduanya sebagai kepala daerah kaitannya dengan penanganan pandemi COVID-19 di daerahnya. Banyak kebijakan yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah dalam pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan upaya lain, seperti pembagian bansos dan penanganan kesehatan.
Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Elektabilitas Khofifah mencapai 3,4 persen, naik dari sebelumnya hanya 1,1 persen. Sedangkan Risma naik dari 2,9 persen menjadi 3,3 persen.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan justru turun dari 13,8 persen menjadi 10,6 persen. Demikian pula dengan posisinya yang anjlok dari urutan kedua kini hanya berada di posisi keempat. "Meskipun Anies rutin tampil ke publik selama pandemi, tetapi persepsi yang berkembang ternyata berbanding terbalik," jelas Okta.
Sandiaga Uno, mantan calon wakil presiden pasangan Prabowo, merosot dari 12,1 persen menjadi 9,3 persen dan tergeser dari posisi ketiga menjadi urutan kelima.