JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pemerintah Belanda menyatakan tidak menyarankan warganya mengenakan masker sebagai upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona. Menurut mereka, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa masker efektif menekan penularan corona.
Keputusan itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Belanda Tamara van Ark yang didukung oleh Institut Nasional Bidang Kesehatan (Rijksinstituut voor Volksgezondheid en Milieu-RIVM). Sebagai gantinyan Pemerintah Belanda akan menggalakkan aturan lain yang dinilai lebih baik, misalnya menjaga jarak.
Keputusan tersebut ramai diperbincangkan mengingat hampir di seluruh negara eropa mewajibkan penggunaan masker, khususnya saat berada di ruang publik. "Karena dari sudut pandang medis keefektifan masker belum terbukti. Kabinet telah memutuskan bahwa tidak akan ada kewajiban nasional untuk mengenakan masker non-medis," kata Van Ark seperti dikutip dari Reuters, Kamis (30/7).
Kepala RIVM Jaap van Dissel mengatakan bahwa pihaknya tak bermaksud mengesampingkan sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa masker membantu memperlambat penyebaran penyakit. Akan tetapi, menurut Jaap, pihaknya tidak yakin penggunaan masker tersebut dapat membantu selama masa pandemi di Belanda.
Dia berpendapat bahwa penggunaan masker yang tidak benar, dibarengi dengan minimnya kepatuhan terhadap aturan menjaga jarak, justru dapat meningkatkan risiko penularan penyakit menjadi lebih besar. "Jadi kami berpikir bahwa jika Anda akan menggunakan masker (dalam ruang publik), maka anda harus memastikan mengenakannya dengan benar," katanya.
Keputusan itu mencuat usai pertemuan pejabat kesehatan dan pemerintah beberapa waktu lalu. Pertemuan itu digelar setelah kasus baru virus corona di Belanda naik menjadi 1.329 kasus dalam sepekan terakhir.
Kasus penularan corona di Belanda telah berada pada angka yang stabil sejak 1 Juli, sejak pemerintah mengumumkan pelonggaran lockdown.
Tim Manajemen Wabah menyimpulkan bahwa memakai masker mengurangi penyebaran coronavirus, tapi tidak memiliki nilai tambah jika orang tetap berpegang pada aturan jarak sosial dan tetap berjarak 1,5 meter. Oleh karena itu, mengenakan masker hanya diperlukan di tempat-tempat di mana jarak sosial tidak dimungkinkan. "Itu tidak masuk akal. Itu tidak berfungsi," kata Antoin Scholten, Walikota Venlo dan pemimpin Wilayah Keamanan Noord-Limburg, menurut Telegraaf.
Dia juga mendapat dukungan dari Walikota Maastricht Annemarie Penn-te Strake, kata surat kabar itu. Rotterdam dan Amsterdam keduanya menyarankan mereka memiliki rencana untuk mulai bereksperimen dengan membuat maker wajib di daerah ramai, kata sumber ke surat kabar AD.