Bisnis
Oleh Rihad pada hari Kamis, 06 Agu 2020 - 12:55:41 WIB
Bagikan Berita ini :

Indeks Keyakinan Konsumen Masih di Zona Pesimis

tscom_news_photo_1596693289.jpg
ilustrasi belanja (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Juli 2020 menyatakan masih berada pada zona pesimistis (<100), tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 86,2, meningkat dari 83,8 pada bulan sebelumnya. Meski pesimis, tapi ada perbaikan keyakinan.

"Keyakinan konsumen terpantau menguat pada seluruh kelompok usia responden dan hampir seluruh kategori tingkat pengeluaran," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam info terbarunya di Jakarta, Kamis (6/8/2020).

Keyakinan konsumen membaik di 13 kota survei, dengan kenaikan tertinggi di kota Mataram, Denpasar, dan Pangkal Pinang.

Dijelaskan, menguatnya keyakinan konsumen pada Juli 2020 itu didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, yang terefleksi pada perbaikan seluruh komponen pembentuknya yaitu keyakinan terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama.

Hal tersebut seiring dengan kegiatan ekonomi yang kembali meningkat pasca-pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai kota di Indonesia.

Ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang terpantau relatif stabil, seiring masih terbatasnya ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja di tengah ekspektasi kegiatan usaha yang membaik.

Paling Optimis Nomor 3

Lembaga riset Nielsen menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara paling optimistis ketiga di dunia pada kuartal kedua 2019. "Indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia relatif stabil di angka 126 pp (poin persentase) pada kuartal kedua 2019 ini. Konsumen Indonesia merupakan konsumen paling optimistis ketiga di dunia setelah India (138 pp) dan Filipina (126 pp)," papar Managing Director Nielsen Indonesia, Agus Nurudin di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan IKK itu dipengaruhi oleh tiga indikator dalam dalam 12 bulan ke depan, yaitu persepsi konsumen akan prospek lapangan kerja. "Indeks itu mengalami penurunan menjadi 70 persen pada kuartal kedua dari 72 persen pada periode sebelumnya tahun ini, relatif masih stabil," paparnya.

Pada periode sama, untuk indeks persepsi konsumen akan kondisi keuangan pribadi juga mengalami penurunan menjadi 80 persen dari sebelumnya 83 persen.

Sementara indikator terakhir, yakni keinginan berbelanja mengalami peningkatan menjadi 61 persen dibandingkan kuartal pertama 2019 yang hanya 56 persen.

"Dengan IKK yang stabil itu, menunjukkan bahwa masyarakat relatif tenang, terutama dalam hal stabilitas politik. Level untuk "spending" naik, jadi aktivitas baik-baik saja," katanya.

Di kawasan Asia Pasifik lanjut dia, konsumen juga tetap optimistis, dengan China, India, dan Indonesia berfungsi sebagai pilar utama Indeks Keyakinan Global. Sementara Jepang dan Korea, memperlihatkan optimisme yang bergerak dalam arah berlawanan.

Kendati demikian, Agus Nurudin mengatakan meski indeks keyakinan konsumen Indonesia stabil, kekhawatiran akan keadaan ekonomi Indonesia naik. Tercatat, kekhawatiran konsumen akan keadaan ekonomi meningkat cukup tajam menjadi 37 persen pada kuartal kedua 2019 ini, dibandingkan kuartal sebelumnya di tahun yang sama sebesar 31 persen.

"Di kuartal kedua 2019 makin banyak konsumen Indonesia yang mengkhawatirkan kondisi ekonomi, tampaknya hal itu merupakan dampak dari Pemilu, dimana konsumen merasa bahwa keadaan ekonomi pasca Pemilu masih tidak pasti," katanya.

tag: #pusat-perbelanjaan  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement