JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Anggota Komisi Keuangan (Komisi XI) DPR, Anis Byarwati, mengatakan wabah Covid-19 menimbulkan goncangan ekonomi yang mengarah pada resesi global. Berbagai kebijakan yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19, seperti penutupan sekolah dan beberapa kegiatan bisnis, pembatasan sosial berskala besar, bahkan lockdown mengakibatkan penurunan tingkat konsumsi dan investasi.
Hal itu ia sampaikan dalam Webinar yang diadakan oleh Universitas YARSI dan FOSSEI, Sabtu, 8 Agustus 2020.
“Jika pada triwulan III 2020 pertumbuhan masih negatif, maka akan resmi masuk resesi dengan digenapinya rezim pertumbuhan negatif selama dua periode kuartal berturut-turut," kata Anis dalam keterangan tertulis, Senin, 10 Agustus 2020.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menjelaskan, pandemi berimbas pada nasib jutaan pekerja yang dirumahkan dan di-PHK. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) per 27 Mei 2020, sebanyak 3.066.567 pekerja terdampak Covid-19 di-PHK maupun dirumahkan.
Sedangkan menurut catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, hingga Juli 2020 ada lebih dari 6,4 juta pekerja yang di-PHK ataupun dirumahkan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebelum pandemi, tepatnya pada Februari 2020 penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan masih didominasi tiga lapangan kerja, yakni pertanian sebesar 29,04%, perdanganan sebesar 18,63%, dan industri pengolahan sebesar 14,09%.
Sementara itu, lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase, jika dibandingkan dengan Februari 2019, yakni jasa pendidikan meningkat 0,24%, konstruksi meningkat 0,19%, dan jasa kesehatan meningkat 0,13%”, paparnya.
Anis juga memberikan harapan khususnya kepada peserta Webinar dari berbagai universitas di Indonesia ini, bahwa peluang bekerja di bidang penjualan dan pemasaran (sales and marketing) paling besar, mencapai 50,5%.
Rinciannya, sebanyak 0,35% internship, 32,49% entry level, 65,14% associate, 1,98% mid senior dan 0,07% director. Peluang lowongan pekerjaan di bidang IT dan software mencapai 13,4%, dengan rincian 2,92%internship, 37,92% entry level, 39,01% associate, 19,82% mid senior, dan 0,33% director.
Posisi berikutnya bidang pelayanan umum (general services) sebesar 11,5%, dengan rincian 32,44% internship, 66,56% entry level, 0,78% associate, 0,19% mid senior, dan 0,03% director.
Secara keseluruhan lowongan kerja yang dibuka untuk lulusan baru mencapai 54,2%. Posisi program officer development paling banyak dicari calon pekerja. Diikuti account officer, business analyst, social media officer, dan banking officer.
Anis yang juga seorang dosen Pasca Sarjana Universitas YARSI ini memberikan masukan kepada penyelenggara pendidikan tinggi untuk komitmen dalam peningkatan investasi pada pengembangan digital skills, selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru, learn by doing, menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill, melakukan kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan dan menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukan materi terkait human-digital skills.
“Kalian semua adalah generasi pemimpin bangsa, tetap kuat menghadapi dan menjawab berbagai tantangan di masa pandemi covid 19 dan setelahnya, gunakan value yang kalian miliki. Berani sukses, berani menerima tantangan," kata Anis