JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Anetta Komarudin mendorong Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk melakukan percepatan pengadaan barang/jasa pemerintah sehingga menciptakan nilai tambah bagi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) di tengah kondisi ekonomi yang mengalami pelemahan permintaan.
“Dalam rapat lalu bersama LKPP, saya kembali menekankan bahwa belanja pengadaan pemerintah perlu dimanfaatkan sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap sektor UMKM dengan menciptakan permintaan pasar," ujar Puteri di Gedung DPR/MPR/DPD RI, Kamis (03/09/2020).
"Hal itu sejalan dengan strategis LKPP untuk mewujudkan pengadaan yang menghasilkan value for money atau nilai tambah,” sambungnya.
Beberapa waktu lalu, Kepala LKPP Roni Dwi Susanto menyampaikan bahwa perwujudan tujuan strategis pengadaan menghasilkan nilai tambah diukur dengan menggunakan indikator tingkat penggunaan e-procurement terhadap belanja pengadaan.
Pada 2019, capaian tujuan strategis indikator tersebut senilai 81,46 persen dari target 80 persen yang ditetapkan dalam Sasaran
Strategis LKPP Tahun 2015-2019 dan kepala LKPP juga melaporkan realisasi anggaran tahun 2019 atas program tersebut telah mencapai 95,43 persen.
Walaupun demikian, Puteri mengingatkan bahwa capaian evaluasi kinerja pengadaan
Kementerian/Lembaga (K/L) di tahun 2019 masih belum optimal.
Realisasi rencana pengadaan K/L dan Pemerintah Daerah masih terbilang rendah, yaitu senilai 78,2 persen atau Rp885,9 triliun dari Rp1.133,4 triliun total target belanja pengadaan pemerintah.
“Dengan angka realisasi perencanaan pengadaan yang belum optimal, artinya, perlu dilakukan percepatan rencana belanja pengadaan agar serapan anggaran ini dapat optimal dan dipastikan untuk memberikan nilai tambah bagi perekonomian," ungkapnya.
Puteri mengatakan jangan sampai hal ini terulang dan menjadi tren pengadaan di tahun 2020 dan seterusnya dan LKPP perlu untuk bersinergis dengan kementerian/lembaga terkait.
"Oleh karena itu, LKPP harus terus menjalin kerja sama dengan K/L dan Pemda untuk mendorong mereka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengadaan barang/jasa,” katanya.
Sebelumnya pada Bulan Juni lalu, LKPP telah meluncurkan Gerakan Nasional Belanja Pengadaan Pemerintah untuk UMKM sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo terkait kebijakan stimulus ekonomi untuk UMKM. Serta Aplikasi Belanja Langsung (ABeLa) yang merupakan portal belanja langsung yang memudahkan penetrasi bagi UMKM untuk masuk dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Wakil Sekretaris Fraksi Partai Golkar ini menuturkan kalau seluruh pihak yang terlibat, baik K/L, pemda, maupun UMKM itu sendiri, untuk memaksimalkan platform tersebut agar dapat sepenuhnya memanfaatkan potensi belanja pemerintah untuk pelaku UMKM yang bernilai sekitar Rp318 triliun dari total belanja pengadaan besar Rp727,7 triliun.
“Proses pengadaan barang/jasa pemerintah di masa pandemi ini sudah diberikan berbagai kelonggaran prosedural dan didukung sepenuhnya oleh LKPP untuk mempercepat proses pengadaan sesuai kebutuhan, tetapi tentunya tetap dalam koridor akuntabilitas dan transparansi," tuturnya.
Untuk itu, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak memaksimalkan rencana
pengadaannya dari sekarang hingga akhir tahun nanti.
"Tentu saja dengan optimalnya perencanaan,
maka penyerapan anggaran dapat lebih maksimal untuk meningkatkan realisasi belanja pemerintah pusat di tahun ini. Kita semua tahu bahwa hal ini sangat diperlukan untuk memulihkan perekonomian dan menciptakan permintaan untuk UMKM,” tutupnya.