JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Enam dari sembilan BUMN Klaster Pangan kembali mengajukan tambahan penyertaan modal negara (PMN) yaitu PT Pertani (Persero), dan PT Sang Hyang Seri (Persero), Perum Perindo, PT Perinus (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero). Totalnya mencapai Rp1 Triliun dengan rincian Rp466,36 Miliar untuk investasi dan Rp533,64 untuk modal kerja.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi Ekonomi (Komisi VI) DPR, Amin Ak, mendesak BUMN Klaster Pangan menyelesaikan peta jalan penggabungan BUMN Pangan seperti yang telah dijanjikan. Hal itu, menurutnya, penting dilakukan agar PMN yang dikucurkan benar-benar digunakan tepat sasaran.
Belajar dari pengalaman, kata Amin, kucuran PMN ke sejumlah BUMN Pangan sebelumnya tak berpengaruh pada perbaikan kinerja perusahaan. Justru, sambung Amin, BUMN yang telah mendapat PMN tersebut tetap saja merugi seperti PT Sang Hyang Sri dan PT Pertani.
Merujuk data Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan kedua perusahaan penerima PMN tersebut kinerja keuangannya cukup buruk, dengan nilai analisis prediksi kebangkrutan melalui Altman Z-Score di bawah 1,3 atau masuk kategori darurat. PT Pertani dengan nilai Z-Score 0,82 dan PT Sang Hyang Seri memiliki skor -14,02, artinya keduanya berada di pinggir jurang kebangkrutan.
“Kita memerlukan Holding BUMN Pangan yang tangguh dan mampu mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan Indonesia,” kata Amin dalam siaran pers kepada wartawan, Kamis, 10 September 2020.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menuturkan, klaster pangan merupakan klaster yang paling kompleks dibanding klaster BUMN yang lain, karena di dalam terdapat banyak stakeholder, regulator, pemain dan skalanya mulai dari yang sedang hingga sangat besar.
"Holdingisasi BUMN Pangan harus mampu menciptakan struktur yang solid dan terarah sehingga mampu mengembangkan pangan nasional dengan baik," katanya.
Seperti diketahui, Januari 2020 lalu, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sudah ditunjuk sebagai koordinator Holding BUMN Pangan dengan Sembilan anggota klaster pangan tersebut antara lain PT RNI (Persero), PT Berdikari (Persero), PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Pertani (Persero).
Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, menjanjikan peta jalan yang menggabungkan Perum Bulog dan PTPN ke dalam BUMN Holding klaster pangan yang dipimpin RNI. Penggabungan itu untuk mendorong terbentuknya rantai industri pangan perusahaan BUMN yang terkonsolidasi dari hulu ke hilir.
Amin berharap, pemerintah benar-benar serius menyusun peta jalan untuk mengonsolidasikan rantai industri pangan dari hulu ke hilir tersebut. Kedaulatan pangan diharapkan segera tercipta di Indonesia. Kondisi pandemi saat ini harus dimanfaatkan betul untuk optimalisasi BUMN Pangan terutama membenahi rantai pasokan pangan yang selama puluhan tahun dikendalikan mafia pangan.
Selain itu, Amin mengingatkan agar pembentukan holding BUMN Pangan tidak merugikan petani. Operasionalisasi usaha pangan harus melibatkan rakyat dan petani, untuk menjamin kesejahteraan petani sekaligus ketersediaan pangan dengan harga terjangkau.