Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Kamis, 17 Sep 2020 - 09:00:07 WIB
Bagikan Berita ini :

Hariyono: Kearifan Lokal Punya Nilai Pancasila

tscom_news_photo_1600307930.jpeg
Wakil Ketua BPIP Prof Hariyono (tengah) (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Wakil Kepala Badan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono mengatakan, kearifan lokal di Kudus sangat tepat dijadikan pembelajaran persatuan, seperti toleransi yang diajarkan oleh Sunan Kudus. Kearifan lokal merupakan unsur penting dalam jati diri daerah karena sangat bersentuhan dengan masyarakat.

"Pancasila harus disosialisasikan bersama. Karena Pancasila falsafah bangsa," kata Hariyono saat membuka seminar nasional di Universitas Muria Kudus (UMK) bertajuk "Penanaman Nilai-nilai Pancasila Mencegah Sikap Intoleransi dan Paham Radikalisme pada Generasi Milenial", Rabu (16/9).

Hariyono mengajak seluruh masyarakat untuk mendengungkan Pancasila. Pasalnya, selama 75 Indonesia merdeka, kelompok-kelompok intoleran yang anti Pancasila masih berkeliaran, baik di tengah-tengah masyarakat maupun dunia maya.

Jika dibiarkan, kata Hariyono, gerakan mereka bisa semakin masif dalam agenda mempengaruhi masyarakat mengganti ideologi Pancasila.

Wakil Ketua BPIP Prof Hariyono saat memberikan sambutan dalam seminar nasional di UMK.


Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor IV Universitas Muria Kudus (UMK) Subarkah mengatakan, kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Magister Ilmu Hukum (MIH) UMK. Salah satu misi UMK sejak dahulu yakni mengembangkan kearifan lokal. "Seminar ini diharapkan meminimalisir intoleransi dan radikalisme," ujarnya.

Menurut Subarkah, kearifan lokal di Kudus banyak yang bisa diambil, salah satunya adalah sikap toleransi. Toleransi merupakan salah satu nilai yang tertuang dalam sila "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" dalam Pancasila.

Sehingga, siapa pun yang bersikap toleran terhadap sesama manusia, ia telah mengamalkan salah satu ajaran Pancasila.

Bagi umat muslim, hal ini sejalan dengan ungkapan Ali bin Abi Thalib yang masyhur menyebutkan, "Mereka yang bukan saudaramu dalam keimanan, adalah saudaramu dalam kemanusiaan". Betapa tokoh agung umat muslim saat itu telah mengajarkan nilai-nilai yang saat ini kembali dicetuskan dalam Pancasila.

”Pancasila harus dijadikan ruang pertemuan,” kata Subarkah.

Maksudnya, Subarkah menjelaskan, perbedaan agama, suku, budaya dan lainnya tidak perlu dipertentangkan. Pancasila justru dijadikan ruang pertemuan perbedaan tersebut. Prinsip tersebut nantinya akan mengarah pada keadilan sosial.

Subarkah juga mengaku pihaknya siap menjadi pelopor untuk mensosialisasikan Pancasila di wilayah Pantura Timur. "Pancasila sebagai ruang pertemuan sebagai perbedaan,” katanya.

tag: #kearifan-lokal  #pancasila  #bpip  #prof-hariyono  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement