JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pandemi Covid-19 telah membawa dampak besar terhadap sektor ritel dan pusat perbelanjaan. Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah mengatakan kondisi tersebut diperparah dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang kembali menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Karena pemerintah membatasi (PSBB, red) saat ini kapasitas kami hanya 50 persen dan omzet atau pendapatannya juga 50 persen," tutur Budi saat konferensi pers bersama Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) secara daring, Senin (28/9).
Dengan begitu kata Budi, penghasilan pusat perbelanjaan atau ritel yang semula atau sebelum pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia bisa mencapai Rp400 triliun dalam setahun, kini merugi Rp200 triliun. "Kerugiannya di situ enggak bisa menutup biaya operasional. Karena pemerintah membatasi, harusnya 50 persen (kerugian, red) berikan subsidi langsung kepada pengusaha," tegasnya. Lebih lanjut Budi menjelaskan bahwa dengan kebijakan PSBB yang kembali diperketat ini juga akan berdampak pada 1,5 juta pekerja di sektor pusat perbelanjaan.
"Jumlah tenaga kerja di kami ada tiga juta orang, ritel beroperasi hanya 50 persen, sudah pasti 1,5 juta orang ini akan terdampak termasuk daya belinya juga," jelas Budi. Sebagai upaya untuk meringankan hal tersebut, Budi meminta pemerintah untuk memberikan kebebasan pajak, agar seluruh dana yang dihasilkan untuk pajak dapat dialokasikan untuk pemulihan toko dan pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).