JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati, menyoroti sejumlah hal dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Senin, 28 September 2020. Di antara hal yang mendapat sorotan Anis adalah burden sharing yang dilakukan oleh Pemerintah bersama dengan BI
Menurut data yang disampaikan Bank Indonesia, otoritas moneter sudah membeli sekitar Rp410,92 triliun SBN selama 2020 baik di pasar perdana maupun di pasar sekunder. Dari total tersebut sebanyak Rp234,65 triliun dibeli di pasar pendana. Sebesar Rp51,17 triliun dibeli melalui mekanisme pasar dan Rp183,48 triliun lewat pembelian langsung.
Dalam rapat terbuka yang dilangsungkan secara virtual ini, Anis meminta informasi update kondisi keuangan Bank Indonesia terbaru. “Kami concern terhadap hal tersebut karena burden sharing ini berpotensi memengaruhi beban dan penghasilan Bank Indonesia. Selain itu, kondisi permodalan Bank Indonesia juga harus tetap dijaga dilevel minimal 10 persen dari total kewajiban moneter,” kata Anis.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini juga mempertanyakan kemampuan BI dalam menjaga rasio modal. “Seberapa besar kemampuan Bank Indonesia menjaga agar rasio modal tetap minimal 10 persen dari kewajiban moneter di tengah-tengah beban yang meningkat dan penghasilan yang menurun?,” tanya Anis.
Anggota Badan Legislasi DPR ini lantas menyampaikan tantangan yang menyebabkan penurunan penghasilan BI. Menurutnya, ada dua tantangan yang menyebabkan penurunan penghasilan BI.
"Kedua tantangan itu adalah penurunan yield obligasi dan suku bunga acuan dunia, yang akan memengaruhi realisasi pendapatan bunga Bank Indonesia dan hilangnya pendapatan Bank Indonesia dari SBN karena skema burden sharing,"