Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Minggu, 01 Nov 2020 - 14:21:10 WIB
Bagikan Berita ini :

Stafsus BPIP Kecam Presiden Prancis: Kekerasan Tidak Ada Kaitannya dengan Agama

tscom_news_photo_1604215260.jpeg
Stafsus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo. (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengasosiasikan Islam dengan terorisme. Menurutnya, kekerasan termasuk di dalamnya tindak terorisme tidak ada kaitannya dengan agama.

"Kekerasan tidak ada kaitannya dengan agama apapun, karena kekerasan budaya kematian orang melegalkan kekerasan orang tidak mengenal Tuhan karena manipulasi agama untuk membenarkan menggunakan budaya kematian," kata Benny dalam keterangan tertulis, Ahad, 1 November 2020.

Benny menekankan bahwa kebebasan berekspresi dan berpendapat merupakan hak asasi, tetapi tidak boleh disalahgunakan atau dimanipulasi untuk menyerang agama.

"Kebebasan berekspresi dan berpendapat adalah hak asasi yang mendasar. Namun kebebasan tidak bisa disalahgunakan dan di manipulasi untuk membenarkan penghinaan nilai agama yang suci," tegas Benny.

Benny menerangkan bahwa tidak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan umatnya untuk melakukan kekerasan. Tindak kekerasan itu, kata Benny, hanya dilakukan oleh orang yang tidak mengenal Tuhan. Berbeda halnya dengan orang yang mencintai Tuhan, pasti tidak akan melakukan tindakan kekerasan.

Benny mengatakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) harus mendorong penghormatan terhadap hal yang dianggap sakral dan suci dalam agama.

"Kedepan dibutuhkan konsensus bersama untuk menyepakati mengenai pentingnya penghormatan hal yang suci dan sakral dalam semua agama di dunia ini," pungkasnya.

tag: #antonius-benny-susetyo  #islam  #terorisme  #bpip  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement