Berita
Oleh Bachtiar pada hari Jumat, 18 Mar 2022 - 15:33:33 WIB
Bagikan Berita ini :

PKS Bersyukur PBB menetapkan 15 Maret sebagai Hari Melawan Islamofobia

tscom_news_photo_1647592413.jpg
Sukamta Politikus PKS (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- PBB telah menetapkan tanggal 15 Maret sebagai hari melawan Islamofobia. Kebencian terhadap Islam dan pemeluknya telah mewarnai kehidupan masyarakat di banyak negara di dunia.

Tidak hanya di negeri-negeri yang masyarakat Muslimnya minoritas, bahkan di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim pun Islamofobia itu ada.

Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengaku bersyukur atas ketetapan PBB tersebut.

"Kita sudah cukup lama menyuarakan hal ini di berbagai kesempatan, bahwa Islam itu bukan ancaman, Islam ajaran yang menebar rahmah atau kasih sayang untuk seluruh alam, dunia tidak perlu dan tidak seharusnya takut. Kita bersyukur PBB menetapkan ini, mengambil kebijakan untuk melawan Islamofobia," kata Politikus PKS itu dalam keterangan tertulis, Jumat (18/03/2022).

Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) ini berharap agar bangsa Indonesia bisa mengambil momen ini sebagai motivasi untuk NKRI sebagai negara Pancasila terus menjaga dan mencegah Islamofobia merebak di seluruh lini kehidupan mulai dari pemerintahan hingga masyarakat.

Sukamta yang juga doktor jebolan Salford University, Manchester, Inggris ini menjelaskan Islamofobia sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum tragedi WTC 11 September 2001.

"Khususnya setelah peristiwa tersebut, dunia mengecam terorisme yang disematkan kepada Islam dan kaum Muslim. Islamofobia semakin merebak di banyak negara. Kebebasan masyarakat Muslim untuk menjalankan ajaran agamanya direnggut. Tidak sampai di situ, bahkan ada yang sampai melakukan tindakan kekerasan, pelecehan terhadap Muslimah, dan seterusnya," ungkapnya.

Di dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan berpolitik pun begitu. Masyarakat Muslim yang ingin mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam berpolitik kerap kali menjadi sasaran Islamofobia, dicap ekstrimis, radikal, hingga dikait-kaitkan dengan terorisme.

"Di tengah gencarnya anti radikalisme dan anti terorisme, semoga semangat anti Islamofobia yang telah dicontohkan oleh PBB ini dapat kita terapkan juga di negeri Indonesia yang mayoritasnya berpenduduk Muslim dan bercorak moderat. Karena Islam sudah menjadi darah, daging dan tulang punggung sejarah bangsa ini yang mengukuhkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI sebagai pedomannya," harap legislator dari Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

tag: #islam  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Berita Lainnya
Berita

GMIE 2045 Dukung Desakan Pengamat Hardjuno untuk DPR Bahas RUU Perampasan Aset Pasal per Pasal

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 13 Sep 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Gerakan Millennial Indonesia Emas (GMIE 2045) menyatakan dukungan penuh terhadap pandangan pengamat kebijakan publik Hardjuno Wiwoho yang meminta DPR membahas Rancangan ...
Berita

Ketum SOKSI Ali Wongso Apresiasi Saraswati Teladan Jiwa Besar, Saatnya DPR & Pemerintah Bercermin

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Langkah Saraswati untuk mundur dari kursinya sebagai anggota DPR karena merasa telah menyakiti hati rakyat, meski tanpa maksud buruk, adalah tindakan yang sangat jarang ...