SAMBAS (TEROPONGSENAYAN) - Koordinator Kelompok Ahli Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Irjen. Pol (Purn) Hamidin menyatakan meningkatkan pemahaman terhadap butir pancasila di perbatasan perlu dibarengi dengan implementasi.
Hamidin mengatakan jika pengelolaan nilai butir butir yang terkandung dalam Pancasila sangat diperlukan untuk mengatasi polemik radikalisme di perbatasan.
"Pengelolaan Perbatasan negara dengan menumbuhkan nilai butir pancasila sangat dibutuhkan untuk memerangi radikalisme di perbatasan," kata Hamid dalam Sosialisasi Penguatan Nilai-nilai Mutiara Pancasila di Kawasan Perbatasan di Sambas, Kamis (12/11/2020).
Hamidin menuturkan kalau sebuah pondasi Pancasila sangat penting untuk dijadikan barometer dalam pengelolaan perbatasan negara untuk menangkal radikalisme.
"Pancasila harus dijadikan paradigma pembangunan nasional daerah terutama perbatasan," tuturnya.
Mantan Kapolda NTT itu juga menyebut untuk mengatasi radikalisme di daerah perbatasan, BNPP menyiapkan tiga jurus untuk menumbuhkan nilai pancasila.
"Pertama, penerapan nilai nilai Pancasila perlu diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari," ujarnya.
Poin Kedua, Hamidin meyakini bahwa implementasi pendidikan pancasila perlu diterapkan sejak dini kepada anak anak.
"Ini menjadi sangat penting, impementasi pemahaman pancasila pada anak bisa dimulai sejak dini dan tentu harus mudah dimengerti oleh anak anak," ungkapnya.
Sementara, untuk poin ketiga sangat diperlukan untuk memilah budaya barat secara bijak untuk dapat menumbuhkan rasa nasionalisme pada masyarakat.
"Perkembangan teknologi digital saat ini tentu perlu kita sikapi secara bijak terutama budaya barat," pungkasnya.
Pada acara Sosialisasi Penguatan Nilai-Nilai Mutiara Pancasila Di Kawasan Perbatasan yang diselenggarakan BNPP bersama BPIP di Sambas.
BNPP dan BPIP melakukan kerjasama dalam melakukan sosialisasi pemahaman serta mengimplementasikan nilai pancasila terutama untuk daerah perbatasan.
Peserta terdiri dari beberapa sekolah di daerah Sambas yang terdiri dari pengajar dan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sambas.