JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pandemi Covid-19 telah meruntuhkan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Tapi banyak yang percaya, ekonomi akan bangkit setelah secara perlahan pandemi bisa diatasi. Peneliti Senior Bidang Ekonomi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero memproyeksikan perekonomian Indonesia akan mulai positif pada 2021.
"Karena tahun 2020 pertumbuhan ekonomi sempat turun dalam, maka tahun 2021 akan menjadi lebih mudah untuk bertumbuh lebih tinggi," ujar Poltak Hotradero, Minggu (15/11). Menurut dia, hal Ini juga akan dialami oleh semua negara.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca resesi merupakan sesuatu yang wajar. Sebab, pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan posisi pertumbuhan tahun sebelumnya.
Untuk proyeksi 2021, kata Poltak, akan tergantung pada pemulihan aktivitas umum masyarakat yang sempat terhambat oleh pandemi.
Dia melihat, belanja pemerintah masih akan menjadi pendorong utama di kuartal I-2021 lewat berbagai stimulus sebelum konsumsi swasta mengambil alih sebagai motor pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan kuartal III-2021.
"Akan jauh lebih baik lagi bila vaksinasi Covid-19 sudah dapat terlaksana sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal seperti sebelum pandemi," ujar pengamat tersebut.
Ke depan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat dengan tahapan perbaikan yang akan ditentukan dengan pengendalian pandemi. Saat ini, sektor rumah tangga dan dunia usaha terlihat masih sangat berhati-hati dalam beraktivitas ekonomi.
Secara umum rilis data pertumbuhan ekonomi terlihat ada perbaikan.Hal itu ditunjukkan dengan kinerja positif dari neraca perdagangan yang terus mencatat surplus selama lima bulan terakhir dan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terakselerasi.
Ia melihat masih ada sektor-sektor yang tumbuh positif dengan tren yang meningkat, misalnya, sektor jasa kesehatan dan industri farmasi. Lalu sektor pertanian khususnya tanaman hortikultura dan perkebunan serta UMKM.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga menyuarakan sikap optimis. "Kedepannya, kalau saya melihatnya insya Allah pada 2021 perekonomian akan semakin membaik," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani dalam acara rilis "Survei Nasional: Mitigasi Dampak COVID-19" di Jakarta.
Menurut Rosan, hal tersebut dikarenakan basis perekonomian nasional sudah rendah mulainya pada 2020, sehingga membuat para pelaku usaha dalam posisi bertahan.
Selain itu, lanjutnya, kehadiran vaksin COVID-19 turut memberikan hal positif bagi perekonomian nasional pada 2021.
"Walaupun kita mendapatkannya secara bertahap, harapannya vaksin ini juga akan lebih membantu dan mereduksi faktor ketidakpastian, mengingat musuh utama kita adalah faktor ketidakpastian yang tinggi," katanya.
Ketua Kadin juga menyampaikan untuk bertahan, para pelaku usaha melakukan perputaran bisnis perusahaan hanya sebesar 40-50 persen. Mereka dapat bertahan karena telah melakukan banyak efisiensi.
"Namun, perlu kita ingatkan juga kita lebih banyak mendorong sisi suplainya. Padahal, untuk membangkitkan perekonomian, sisi permintaan atau demand lebih memiliki tantangan mengingat aspek permintaan berhubungan dengan ketidakpastian, kenyamanan, dan proyeksi," ujarnya.
Maka dari itu, lanjut Rosan, bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) diminta digenjot pemerintah dalam rangka meningkatkan permintaan. "Kalau sisi suplainya saja yang didorong, namun sisi permintaannya lemah tentunya ini tidak menjadi optimal," katanya.
Realisasi Anggaran
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah mencapai Rp383,01 triliun atau 55,1 persen dari total pagu sebesar Rp695,2 triliun per 9 November 2020.
“Realisasi PEN kalau dilihat dari sisi penyerapan memang terakselerasi luar biasa pada kuartal III. Ini untuk kuartal IV kita juga akan tetap monitoring. Jumlahnya Rp383 triliun atau 55,1 persen,” katanya.
Pemerintah tegaskan tak ada "trade off" antara ekonomi dan lingkungan
Pemerintah Indonesia menegaskan tidak ada trade off atau pertukaran antara pemulihan ekonomi dan pelestarian lingkungan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
"Dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, Bappenas terus menekankan tidak ada trade off, sekali lagi, tidak ada trade off antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa.