JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-WHO masih terus mendalami terkait temuan varian baru virus corona yakni VUI-202012/01 di Inggris. Direktur Eksekutif Bidang Kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan mutasi virus merupakan hal biasa dan lumrah.
“Kami harus menemukan keseimbangan. Sangat penting untuk memiliki transparansi dan sangat penting untuk memberitahu publik seperti apa adanya," kata Ryan dikutip dari Reuters, Selasa (22/12).
"Tetapi penting juga untuk menyampaikan bahwa ini adalah bagian normal dari evolusi virus,"
Berdasarkan data dari Inggris, WHO mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa varian itu membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan dari jenis COVID-19 terdahulu. Namun tak dapat dipungkiri jika varian baru dapat menular lebih cepat.
Lebih lanjut, WHO memberikan apresiasi kepada sejumlah negara yang dengan cepat melakukan antisipasi terhadap varian baru virus corona. Seperti kembali melakukan pembatasan secara ketat.
Sementara Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan mutasi virus corona jauh lebih lambat dibandingkan dengan influenza. Bahkan varian baru di Inggris tetap tidak lebih menular daripada penyakit lain. Namun, WHO tetap meneliti varian baru ini. Mereka berharap vaksin COVID-19 yang ada saat ini bisa menangkal potensi infeksi dari varian baru.
“Sejauh ini, meskipun kami telah melihat sejumlah perubahan, sejumlah mutasi, tidak ada yang membuat dampak signifikan baik pada kerentanan saat ini," kata Swaminathan.
Meningkatkan Penularan
Perdana Menteri Boris Johnson serta kepala penasihat ilmiahnya mengatakan, strain baru virus Corona yang disebut sebagai VUI-202012/01 itu berkemungkinan meningkatkan penularan COVID-19 sebanyak 70 persen dan meningkatkan jumlah reproduksi hingga 0,4 persen.
Hingga 13 Desember 2020, dilaporkan 1.108 kasus dengan varian ini yang teridentifikasi, terutama di Inggris Selatan dan Timur.
Temuan strain baru itu membuat paling tidak 23 negara melarang penerbangan dari Inggris demi mencegah penularan strain baru virus Corona.
Angka strain baru virus Corona 70 persen lebih cepat menular muncul dalam presentasi yang dilakukan Dr Erik Volz dari Imperial College London, pada Jumat lalu.
"Ini sebenarnya terlalu dini untuk mengatakannya, tapi dari apa yang kami lihat sejauh ini berkembang sangat cepat, tumbuh lebih cepat daripada jenis strain sebelumya. Penting untuk mengawasi strain virus Corona yang baru ini," kata Volz dalam kesempatan itu seperti mengutip BBC, Senin (21/12/2020).
Strain virus baru ini menyedot perhatian paling tidak karena tiga hal. Pertama, strain ini dengan cepat menggantikan yang lama. Kedua, mutasi yang terjadi pada tubuh virus membuat perubahan pada duri-duri atau protein spike di permukaan virus. Ketiga, hasil penelitian awal di laboratorium menunjukkan strain virus Corona ini memiliki kemampuan menginfeksi sel lebih tinggi.