Berita
Oleh Rihad pada hari Sunday, 27 Des 2020 - 15:13:00 WIB
Bagikan Berita ini :

NU Melaporkan, 234 Kiai Meninggal Sejak Maret Hingga Desember 2020

tscom_news_photo_1609053204.jpg
Ketua Satkor COVID-19 Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU Ulun Nuha (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Tanpa banyak yang tahu, 234 kyai dan tokoh NU wafat selama pandemi COVID-19 melanda Tanah Air sejak Maret hingga Desember 2020. Tapi

pihak pengurus NU tidak memastikan berapa yang benar-benar terpapar COVID-19.

“Pandemi ini sangat luar biasa ancamannya, ini mengancam keselamatan warga Nahdliyin terutama para kiyai kita, hingga tanggal 24 Desember kemarin ada sekitar 234 orang kiyai dan tokoh NU yang meninggal dunia selama masa pandemi,” kata Ketua Satkor COVID-19 Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU Ulun Nuha di Banda Aceh, Ahad (27/12).

Bila dibandingkan dengan jumlah kyai yang meninggal dunia pada periode yang sama pada tahun 2019, kata dia, angka 234 orang tersebut jauh lebih besar hingga mencapai enam kali lipat.

“Pada tahun 2019 lalu, para kyai atau tokoh NU yang meninggal dunia kurang dari 50 orang, hanya sekitar 40-an yang meninggal dunia pada tahun lalu,” kata Ulun Nuha menambahkan.

Meski dinyatakan telah meninggal dunia, pihaknya tidak menyatakan para kiai tersebut wafat karena terpapar COVID-19, melainkan para kyai dan tokoh NU wafat selama masa pandemi.

“Jadi kita tidak menyatakan beliau (para kiai/tokoh NU) meninggal karena COVID-19, kita menyatakan beliau meninggal selama masa pandemi,” katanya menegaskan.

Selain itu, kata Ulun Nuha, hingga akhir Desember 2020 PBNU juga mencatat di dalam sistem ada 112 pesantren di Tanah Air yang terpapar COVID-19 dengan lebih dari 5.000 lebih santri dan kyai yang positif COVID-19.

Dari banyaknya santri yang terpapar COVID-19, terdapat dua santri yang meninggal dunia dan banyak para santri yang dinyatakan sembuh.

Untuk itu, saat ini PBNU sangat konsen dengan penanganan pandemi COVID-19 dengan membentuk Satgas NU peduli dengan melibatkan sejumlah badan otonom NU untuk melindungi warga Nahdliyin di Tanah Air dari ancaman pandemi tersebut.

“Amanah dari Buya Said (Said Aqil Siradj), kita fokus melindungi warga termasuk warga pesantren dengan berupaya melakukan edukasi untuk melindungi, serta melakukan kegiatan pendidikan, pelatihan, kampanye, audit kesehatan agar warga NU berdaya untuk menegakkan protokol kesehatan,” demikian Ulun Nuha.

NU Care

Ketua NU Care-LAZISNU H Ahmad Sudrajat menerangkan bahwa pihaknya bersama Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) serta Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU, terus melakukan kerja cepat untuk mengentaskan Covid-19 yang terdapat di pesantren

Salah satu yang tengah dimatangkan adalah pendirian klinik-klinik di pesantren. Bukan hanya menangani Covid-19, hadirnya klinik-klinik berbasis pesantren akan membantu menyehatkan santri dan warga pesantren. "Kami berharap juga kepada pesantren-pesantren untuk kiranya mantapkan membuat klinik-klinik berbasis pesantren. Meskipun sudah ada, tapi kami melihat belum terstandarisasi. Nah ini jadi pintu masuk kami melakukan standarisasi bagi klinik di pesantren," ungkap Sudrajat Webinar Tantangan Penanggulangan Covid-19 di Pesantren dan Masyarakat, Jumat (25/12) malam

tag: #covid-19  #nahdlatul-ulama  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement