JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden Joko Widodo meresmikan renovasi masjid Istiqlal yang telah dikerjakan selama 14 bulan dengan biaya Rp 511 miliar. Peresmian berlangsung di kompleks masjid Istiqlal Jakarta, Kamis sore (7/1).
Renovasi masjid Istiqlal ini merupakan renovasi pertama sejak 42 tahun. Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, renovasi masjid terbesar di Indonesia itu memakan waktu selama 14 bulan dengan sekitar 1.000 orang pekerja.
Renovasi juga ikut membangun terowongan bawah tanah yang menghubungkan Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta. "Saya melihat masjid Istiqlal telah berubah total dan tampak seperti baru lagi. Landscape-nya ditata ulang menjadi indah dan semakin kelihatan tertata rapi, lantainya juga saya lihat sudah 3 kali, lebih berkilau," ungkap Presiden.
Presiden juga menilai tata cahaya kompleks masjid juga diganti sangat modern dan indah serta sungai yang membelah Istiqlal juga semakin bersih dan rapi. "Saya juga ingin menyampaikan apresiasi yang tinggi karena dalam proses renovasi ini tidak hanya memaksimalkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah tetapi juga memperhatikan aspek arsitektur, aspek seni, aspek estetika dan yang tidak kalah penting tetap memperhatikan kaidah-kaidah cagar budaya bangunan masjid," ujar Presiden menjelaskan.
Presiden Jokowi berpesan kepada Imam Besar Masjid Istiqlal dan Badan Pengelola Masjid agar menjaga masjid Istiqlal dengan baik sehingga tetap indah dan bersih.
"Menjadi tempat yang nyaman bagi umat Muslim untuk menjalankan aktivitas keagamaan dan tidak kalah penting mengembangkan program kegiatan yang kreatif sehingga masjid Istiqlal, semakin ramai makin makmur dan didatangi umat sebanyak-banyaknya," ucap Presiden.
Fakta Istiqlal
Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid Istiqlal terletak di Jalan Taman Wijayakusuma (Jalan Veteran), Gambir, Jakarta Pusat.
Lokasinya di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang di tengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta.
Luas masjid mencapai 4 hektar yang bisa menampung hingga 61 ribu jemaah. Total kawasan masjid seluas 9,5 hektare.
Masjid ini ditopang 12 pilar raksasa dan 5.138 tiang pancang. Istiqlal memiliki menara setinggi 90 meter. Tubuh menara dibuat dari marmer setinggi 66,66 meter dan menara baja anti karat 30 meter.
Istiqlal memiliki bedug raksasa dengan panjang 3 meter dengan berat 2,3 ton. Bedug ini memiliki diameter 2 meter pada bagian depan dan diameter 1,71 meter pada bagian belakang. Bedug dibuat dari kayu meranti merah yang usianya mencapai 300 tahun dari sebuah hutan di Kalimantan Timur.
Masjid Istiqlal memiliki tujuh pintu gerbang masuk, masing-masing diberikan nama yang diambil Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang baik, mulia, dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya.
Pada bagian dinding terdapat kerangka logam berlubang. Dilihat dari kejauhan terlihat bolong-bolong persegi yang menawan dan eksotis. Bolongan itu memiliki fungsi dan kegunaan sebagai lubang udara, penyekat, sekaligus jendela.
Seluruh bangunan sebagian besar dibuat dari marmer putih dan dilengkapi dengan baja anti karat.
Titik awal rencana pembangunan Istiqlal pada 1950 saat KH Wahid Hasyim, Menteri Agama kala itu, dan Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam menggelar pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam.
Hasil pertemuan itu disambut baik oleh Presiden Sukarno. Sayembara maket masjid pun digelar.
Dewan juri sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal terdiri atas para arsitek dan ulama terkenal. Presiden Soekarno sebagai ketua, dengan anggotanya Ir Roosseno Soerjohadikoesoemo, Ir Djoeanda Kartawidjaja, Ir Suwardi, Ir R Ukar Bratakusumah, Rd Soeratmoko, H Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H Aboebakar Atjeh, dan Oemar Husein Amin.
Sayembara berlangsung mulai 22 Februari 1955 hingga 30 Mei 1955. Ada 22 dari 30 arsitek yang dinyatakan lulus persyaratan. Frederich Silaban kemudian terpilih menjadi pemenang dengan karyanya berjudul "Ketuhanan". Ia pun dijuluki "By the Grace of God" oleh Bung Karno.
Frederich Silaban adalah seorang arsitek penganut Kristen Protestan kelahiran Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912. Anak dari pasangan Jonas Silaban dan Nariaboru itu termasuk lulusan terbaik Academie van Bouwkunst Amsterdam, Belanda, pada 1950.
Sebagai pemenang sayembara, dia mendapat hadiah emas 75 gram dan uang Rp 25 ribu. Sementara, pembangunan masjid ini menghabiskan anggaran negara Rp 7 miliar.
Masjid Istiqlal dibangun pada 24 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Masjid Istiqlal resmi digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam pada 22 Februari 1978, hingga kini.
Nama Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti "merdeka".