Berita
Oleh Rihad pada hari Senin, 01 Mar 2021 - 09:32:07 WIB
Bagikan Berita ini :

18 Pendemo Tewas Ditembak di Myanmar, Indonesia Prihatin

tscom_news_photo_1614565870.jpg
Demo Myanmar (Sumber foto : ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kejadian cukup memprihatinkan, sebanyak 18 demonstran penentang kudeta militer Myanmar tewas dalam unjuk rasa pada Minggu (28/2/2021). Mereka ditembak aparat keamanan dalam demonstrasi di berbagai kota.

Di Yangon, aparat menghadapi massa dengan granat setrum, gas air mata, serta tembakan ke udara untuk membubarkan kerumunan, namun tak membuat demonstran bubar. Pasukan kemudian menembaki massa menggunakan peluru tajam.

"Tindakan berat pasti akan diambil (kepada) pengunjuk rasa yang rusuh," demikian laporan media Global New Light Of Myanmar yang dikelola pemerintah.

Foto yang beredar di media sosial menunjukkan, beberapa demonstran di Yangon mengalami luka parah hingga meninggalkan darah di trotoar. Sedikitnya lima orang tewas di Yangon termasuk seorang ahli teknologi informasi, Nyi Nyi Aung Htet Naing.

Sehari sebelumnya Nyi sempat mengunggah pesan di Facebook, mengatakan berapa banyak mayat dibutuhkan oleh PBB agar bisa mengambil tindakan. Seorang pria lainnya tewas setelah tiba di rumah sakit akibat terkena tembakan di dada.

Politikus partai berkuasa Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Kyaw Min Htike mengatakan, tiga orang dilaporkan tewas di Dawei.

Dua orang juga tewas di Kota Mandalay. Seorang warga Sai Tun mengatakan, salah satu korban merupakan perempuan yang tertembak di kepala. "Polisi dan pasukan militer menghadapi demonstrasi damai dengan menggunakan kekuatan yang mematikan dan kurang mematikan. Berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, sebagaimana diterima Kantor Hak Asasi Manusia PBB, menyebabkan sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 30 luka-luka," demikian laporan Kantor HAM PBB, dikutip dari Reuters, Senin (1/3/2021).

Sekjen PBB Antonio Guterres meminta anggotanya untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi krisis Myanmar. "Sekjen mendesak masyarakat internasional untuk bertemu dan memberikan sinyal yang jelas kepada militer bahwa mereka harus menghormati keinginan rakyat Myanmar seperti diungkapkan melalui pemilu serta menghentikan penindasan," kata Juru Bicara Guterres, Stephane Dujarric.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengecam apa yang disebutnya sebagai kekerasan yang menjijikkan oleh pasukan keamanan Myanmar.

"Kami berdiri bersama orang-orang pemberani di Burma dan mendorong semua negara untuk berbicara dengan satu suara untuk mendukung keinginan mereka (rakyat Myanmar)," kata Blinken di Twitter, seraya menambahkan AS akan terus meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat.

Prihatin

Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengeluarkan pernyataan sikap resmi menanggapi situasi keamanan dalam aksi unjuk rasa antikudeta di Myanmar pada Minggu (28/2). Indonesia sebagai negara menyerukan agar aparat tidak menggunakan kekerasan sehingga tak menimbulkan korban lebih banyak lagi.

"Indonesia menyerukan agar aparat keamanan tidak menggunakan kekerasan dan menahan diri guna menghindari lebih banyak korban jatuh. Serta mencegah situasi tidak semakin buruk," tulis Kemenlu dalam pernyataan resminya, Minggu (28/2) sore.

Kemenlu mengatakan Indonesia sangat prihatin atas meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah memakan korban jiwa. "Ucapan duka cita dan belasungkawa yang mendalam kepada korban dan keluarganya," tulisnya lagi

tag: #myanmar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement