JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin mewanti-wanti agar pemerintah dapat berhati-hati dalam mengelola utang luar negeri.
Hal tersebut disampaikan oleh Didi saat menanggapi soal naiknya utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2021 sebesar USD422,6 miliar.
Atau tumbuh 4,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,7% (yoy).
"Kondisi ini menunjukkan pengelolaan utang Indonesia makin kurang baik.
Indikator ini juga menunjukkan kemampuan membayar utang Indonesia makin memburuk. Oleh karenanya pemerintah lebih berhati-hati dalam mengelola utang luar negeri," tandas Didi, Rabu, (21/4/2021).
Didi memprediksi, rasio utang Indonesia kemungkinan akan terus naik beberapa tahun mendatang akibat tekanan pandemi Covid-19.
"Belanja pemerintah terus meningkat seiring dengan penyusutan penerimaan negara, ditambah utang yang makin membengkak," ungkap Didi.
Didi pun menyoroti langkah pemerintah telah mengucurkan dana besar hingga Rp 800 triliun yang didominasi utang luar negeri untuk menanggulangi Covid-19.
"Namun tidak membuahkan hasil yang optimal. Ekonomi Indonesia malah terkontraksi minus dan resesi pertama kali sejak tahun 1999, padahal sudah dikucurkan dana besar," tandas Didi.