Berita
Oleh Rihad pada hari Jumat, 28 Mei 2021 - 20:46:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Makin Gawat, Malaysia Pilih Laksanakan Lockdown Total

tscom_news_photo_1622209523.jpg
Pemeriksaan tes swab (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yasin memutuskan untuk melaksanakan "total lockdown" fasa pertama di seluruh negara bagi tempo 14 hari mulai 1 Juni 2021 hingga 14 Juni 2021.

Kantor Perdana Menteri Malaysia semua sektor tidak dibenarkan untuk beroperasi kecuali sektor ekonomi dan layanan penting (essential economic and service sector) yang akan disampaikan daftarnya oleh Majelis Keselamatan Negara.

"Keputusan ini dibuat setelah mempertimbangan situasi terkini penularan COVID-19 di Malaysia dengan jumlah kasus harian telah melebihi 8.000 kasus dan kasus aktif melebihi 70.000 kasus," katanya.

Hingga saat ini sebanyak 2.552 orang telah meninggal dunia akibat wabah ini dan jumlah kematian semakin meningkat.

"Keberadaan varian-varian baru yang lebih ganas dengan kadar penularan yang tinggi juga turut mempengaruhi keputusan hari ini," katanya.

Dengan peningkatan kasus-kasus harian yang menunjukkan tren kenaikan secara lebih mendadak sejak terakhir ini kapasitas rumah sakit di seluruh negara untuk merawat penyakit COVID-19 semakin terbatas.

"Sekiranya lockdown fasa pertama ini berhasil mengurangkan kasus-kasus harian COVID-19, pemerintah akan melaksanakan lockdown fasa kedua, yaitu dengan membenarkan pembukaan kembali beberapa sektor ekonomi yang tidak melibatkan perkumpulan yang besar serta boleh mematuhi penjarakan fisik," katanya.

"Lockdown" fasa kedua ini akan dilaksanakan untuk tempo empat minggu selepas fasa pertama berakhir.

"Setelah berakhirnya lockdown fasa kedua, langkah seterusnya ialah memasuki fasa ketiga, yaitu melaksanakan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) seperti pada masa sekarang dimana aktivitas sosial tidak dibenarkan dan hampir semua sektor ekonomi dibenarkan beroperasi tertakluk kepada SOP yang ketat serta kehadiran secara fisik di tempat kerja dibatasi," katanya.

Dikutip dari Channel News Asia, wilayah yang menyumbang kasus cukup besar berasal dari negara bagian Selangor dan Kuala Lumpur sebanyak 40 persen. Masing-masing menyumbang kasus sebesar 2.675 dan 561 kasus.

Menurut Kementerian Kesehatan Malaysia, mayoritas pasien COVID-19 di negara tersebut berusia lebih muda, yaitu 20 hingga 40 tahun. Sebagian besar kasus ini bersifat "sporadis" atau tanpa sumber infeksi yang jelas.

Melihat peningkatan kasus COVID-19 tersebut, membuat Sultan Negara Bagian Johor, Sultan Ibrahim Iskandar, meminta pemerintah Malaysia untuk mempertimbangkan kebijakan "full lockdown". Hal tersebut disampaikannya melalui rilis pernyataan pada Rabu (26/5/2021).

"Lebih dari 7.400 kasus saja hari ini. Ini menakutkan dan kita membutuhkan hampir semua aspek masyarakat untuk tinggal di rumah, untuk memutuskan rantai penularan," kata Sultan Ibrahim yang dikutip dari CNA, Jumat (28/5/2021).

"Oleh karena itu, harus ada disiplin di seluruh jajaran agar semua lapisan masyarakat berkomitmen untuk melakukan lockdown untuk mencegah hal terburuk terjadi pada kita semua. Pemerintah juga harus mempertimbangkan lockdown penuh, jika angka COVID-19 tidak menunjukkan tanda-tanda mereda," lanjutnya

tag: #malaysia  #covid-19  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement