JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --PT Pertamina (Persero) menyebut insiden kebakaran yang terjadi di Kilang Minyak Cilacap, Jawa Tengah, tidak mengganggu operasional kilang tersebut. Pasalnya, kebakaran hanya terjadi di bagian bundwall tangki.
"Ini yang terbakar hanya bagian bundwall tangki. Dan itu hanya tangki penyimpanan saja. Bukan untuk pemrosesan minyak," ujar Pjs Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman, dikutip MNC Portal Indonesia, Sabtu (12/6/2021).
Fajriyah memastikan insiden tersebut tidak mempengaruhi operasional kilang di kawasan tersebut, termasuk target aktivitas produksi kilang hijau atau green refinery dengan produk energi bersih berupa green diesel dan green avtur pada akhir Desember 2021 mendatang.
"Jadi tidak mempengaruhi operasional kilang," kata Fajriyah.
Dia menjelaskan, pengembangan energi hijau di kilang minyak pertamina di Cilacap dilakukan sebagai implementasi Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan memaksimalkan potensi sumber daya energi baru terbarukan.
Kilang hijau yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah, mampu memproduksi bahan bakar green diesel sebanyak 3.000 barel per hari. Adapun kapasitas produksi green avtur mencapai 6.000 barel per hari.
Pada Januari 2021 Pertamina telah melakukan uji coba pembuatan green diesel dengan komposisi Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil (RBDPO) sebesar 100 persen.
Minyak sawit mentah diolah melalui proses penyulingan untuk menghilangkan asam lemak bebas serta penjernihan untuk menghilangkan warna dan bau.
Pertamina melaksanakan dua tahapan dalam pengembangan green diesel dan green avtur. Pertama, pengolahan RDPO sebanyak 3.000 barel per hari untuk menghasilkan green diesel yang direncanakan mulai beroperasi akhir tahun ini.
Selanjutnya tahapan kedua, Pertamina akan melakukan pengolahan minyak sawit mentah (CPO) sebanyak 6.000 barel per hari untuk menjadi green avtur pada akhir Desember 2022.