JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Politikus partai Demokrat, Sartono Hutomo menilai, pendapat salah satu politikus PDIP yakni Darmadi Durianto yang menyebut kondisi carut marut maskapai Garuda Indonesia tidak terlepas dari salah kelola masa lalu merupakan pendapat yang tak berdasar.
"Jangan sampai menyalahkan masa lalu mengapa ekonomi tumbuh minus 5 % hutang sampai menyentuh 6 ribu T Covid-19 tidak ujung selesai bahkan semakin tidak terkonrol ekonomi bisa di katakan Depresi ekonomi dan banyak BUMN lainnya pada rugi, bahkan penganguran meningkat tajam kemisinan meningkat daya beli rakyat melemah bukan masa lalu yang salah karena rezim sekarang ini tidak becus mengelola negara ini," geram Sartono kepada wartawan, Rabu (23/06/2021).
"Banyak perusahaan swasta hotel-hotel pada gulung tikar. Yo ojo salahkan masa lalu," sambungnya.
Jangan-jangan, kata Sartono, adanya isu jabatan presiden tiga periode ditimpakan lagi isu tersebut ke rezim masa lalu.
"Bahkan ada yang mengusulkan agar masa jabatan presiden 3 periode jangan salahkan masa lalu juga," sindirnya.
Senada dengan Sartono, Politikus partai Gerindra, Abdul Wachid juga mengatakan, tidak bijak dan tidak pada tempatnya ketika ada persoalan selalu yang disalahkan masa lalu.
"Kalau semua Pemimpin di Negeri ini selalu menyalahkan Pemimpin masa lalu, kapan negeri ini bisa maju," ujarnya.
Siapapun yang memimpin negeri ini, menurutnya, harus menerima apa adanya kondisi bangsa ini.
"Seharusnya tinggal melanjutkan program pembangunan, terutama bagaimana menyelesaikan persoalan yang ada dengan kepala dingin, terutama masalah kemiskinan dan kesejahteraan rakyat.
Jangan saling menyalahkan.
Falsafah Jawa "Mikul duwur, Mendem jero". Artinya kita harus menghormati pemimpin sebelumnya, menutupi kekurangan Pemimpin masa lalu," tandasnya.
"Ya yang jabat harus siap memperbaiki, tidak malah menghabiskan. Ya semakin rusak negeri ini," imbuhnya.
Sebelumnya, Politikus PDIP Darmadi Durianto memandang, apa yang terjadi di Garuda saat ini akibat tatakelola yang amburadul sebelumnya termasuk soal skema sewa pesawat.
"Kasih waktu direksi bekerja dan cari solusi. Kerugian sewa itu dosa masa lalu," tandas Bendahara Megawati Institute itu kepada wartawan, Selasa (22/06/2021).