JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi ramai dibicarakan karena ternyata wajahnya muncul di film berjudul The Tomorrow War yang tayang tahun ini.
Dalam film The Tomorrow War, cuplikan yang menampilkan SBY itu terjadi di sela-sela forum G-20 di London, Inggris, 31 Maret 2009. Cuplikan tersebut menampilkan SBY tengah bertemu Gordon Brown yang saat itu tengah menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris.
Tapi, dalam film tersebut, diceritakan pertemuan itu terjadi di tahun 2022.
SBY terlihat muncul hanya satu detik. Ia digambarkan sebagai salah satu pemimpin negara yang bersepakat dengan pemimpin-pemimpin lainnya untuk menyelamatkan dunia dengan mengirimkan tentara.
The Tomorrow War mengisahkan tentang pertarungan melawan alien yang menginvasi Bumi di masa depan. Demi memenangkan perang tersebut, ada satu pasukan melakukan perjalanan waktu (time travel) dari tahun 2051 ke tahun 2022 untuk mencari orang-orang yang mau melawan alien-alien tersebut. Film ini tayang perdana pada 2 Juli 2021, dan disutradarai oleh Chris McKay.
Anggota Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengungkapkan bahwa SBY hanya tersenyum saja mendengar wajahnya masuk dalam film The Tomorrow War. "Senyum-senyum saja. Beliau senyum senyum aja," kata Andi.
Dia juga menjelaskan awalnya SBY kaget. Sebab, tidak ada pemberitahuan sebelumnya bahwa SBY bakal ditampilkan di film itu.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra merasa bersyukur dengan tampilnya SBY dalam tayangan film yang baru tayang di Juli 2021 itu. "Pertama, salah satu putra terbaik Indonesia, Presiden RI ke-6, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, dimasukkan dalam scene film yang diputar luas di seluruh dunia sebagai tokoh protagonis dan menentukan," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu 18 Juli 2021.
Selain itu, kata dia, menjadi bukti pengakuan kepada Indonesia yang berperan aktif dalam menjaga dan mempromosikan perdamaian maupun ketertiban dunia, sesuai dengan amanat Konstitusi. "Sosok SBY muncul sebagai salah satu pemimpin negara di dunia yang bersepakat dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya dalam usaha menyelamatkan dunia," ujarnya.